Rabu, 24 Februari 2010

Accidentally In Love - Counting Crows

Accidentally In Love - Counting Crows

So she said, "what's the problem baby?"
What's the problem I don't know
Well maybe I'm in love, think about it everytime
I think about it, can't stop thinking 'bout it

How much longer will it take to cure this
Just to cure it 'cause I can't ignore it if it's love
Makes me wanna turn around and face me
But I don't know nothing abour love

Come on, come on
Turn a little faster
Come on, come on
The world will follow after
Come on, come on
Because everybody's after love

So I said, "I'm a snowball running"
Running down into the spring
That's coming all this love melting under
Blue skies belting out sunlight, shimmering love

Well baby I surrender to the strawberry ice cream
Never ever end of all this love
Well I didn't mean to do it
But there's no escaping your love

These lines of lightning
Mean we're never alone
Never alone, no, no

Come on, come on
Move a little faster
Come on, come on
I want hear your whisper
Come on, Come on
Settle down inside my love

Come on, come on
Jump a litle higher
Come on, come on
If ou fell a little lighter
Come on, come on
We were once upon a time in love

We're accidentally in love
Accidentally in love
Accidentally in love
Accidentally in love

Accidentally
I'm in love, I'm in love
I'm in love, I'm in love
I'm in love, I'm in love
Accodentally
I'm in love, I'm in love
I'm in love, I'm in love
I'm in love, I'm in love
Accidentally

Come on, come on
Spin a little tighter
Come on, come on
And the world's a little brighter
Come on, come on
Just get yourself inside her
Love, I'm in love

Uhm Tae Wong - Ojik Hansaram

Ojik Hansaram - Uhm tae Wong

오래전 기억에 눈을 감고
oraejeon gieoge nuneul gamgo
차가운 바람에 고갤 묻고
chagaun barame gogael mutgo
아무 일도 없다고
amu ildo eopdago
아프지 않다고
apeuji antago
날 위로하며
nal wirohamyeo
그런대로 살아
geureondaero sara

사랑할 수 없는 나의 그대
saranghal su eomneun naui geudae
내 마음 한켠에 머문 그대
nae maeum hankyeone meomun geudae
이쯤이면 괜찮아
ijjeumimyeon gwaenchanha
잊으면 괜찮아
ijeumyeon gwaenchanha
아무래도 난 그게 잘 안돼
amuraedo nan geuge jal andwae

애써 지우려 지우려 해봐도 그댄
aesseo jiuryeo jiuryeo haebwado geudaen
또 다시 가까이 있는지
tto dasi gakkai inneunji
그리워만 하는 이 못난 가슴이
geuriwoman haneun i motnan gaseumi
아직은 아직은 떠나보내지 못해
ajigeun ajigeun tteonabonaeji motae

무심코 바라본 하늘아래
musimko barabon haneurarae
외로이 서있는 나의 모습
oeroi seoinneun naui moseup
마다하지 않아도 다가갈수 없는
madahaji anhado dagagalsu eomneun
그 하나는 오직 한 사람
geu hananeun ojik han saram

애써 지우려 지우려 해봐도 그댄
aesseo jiuryeo jiuryeo haebwado geudaen
또 다시 가까이 있는지
tto dasi gakkai inneunji
그리워만 하는 이 못난 가슴이
geuriwoman haneun i motnan gaseumi
아직은 아직은 떠나보내지 못해
ajigeun ajigeun tteonabonaeji motae

세월이 흐르면 잊혀질까
sewori heureumyeon ichyeojilkka
다 견디고 나면 편해질까
da gyeondigo namyeon pyeonhaejilkka
마다하지 않아도 다가갈수 없는
madahaji anhado dagagalsu eomneun
그대라는 오직 한사람
geudaeraneun ojik hansaram
그대라는 오직 한사람
geudaeraneun ojik hansaram

Selasa, 23 Februari 2010

Geudaega Geuripseumnida Lirik

Geudaega Geuripseumnida
(I Miss You)
Singer : Joo Sang Wook (Wolya)


museoun kkumeul kkueotjyoibami
jinamyeon dasin bol su eobseuljido moreuni
gamchuryeo hajimarayohimi
deulttaemyeon geunyang naege gidaeyo

oraensiganeul geujeo baraman bwayo
jami deulttaemada geudae geuriwo
geudaeyeo yeongwonhi na saranghalkkeyo
baraman boado sarangingeol al su inneunde
geunyang seuchyeogan manheun saramdeuljunge
hansarami nayeotdangeol gieokhae

manheun siganeul hamkke hal su eobseodo
hangsang geudaemaneuro nan haengbokhae

geudaeyeo yeongwonhi na saranghalkkeyo
baraman boado sarangingeol al su inneunde
geunyang seuchyeogan manheun saramdeuljunge
hansarami nayeotdangeol gieokhae

naui gaseumsoge meongideureodo
geudae seulpeun nunmul ijeul su eobseo
saranghan geudaereul japji motaedo
hamkkehan sigandeul chueongmodu gieokhalkkeyo
geudaen algetjyo nareul tteonagandedo
naesarangi geudaerangeol gieokhae

itjimayo nan geudaereul saranghae

naemaeumedo neoraneun biga naeryeo

Crazy In Love - Jisun

Crazy In Love - Jisun (OST. Brilliant Legacy)


utgosipeoseo geunyang haneun marinde
geudaen wae ireoke
nae mameul molla jeongmal
dajim haenneunde dasi sarange michyeoseo
jidokhage nae maeumeul
jwigo heundeunabwayo
geudae tteonan geu jarie seoseo
naneun ajik geudaeman bojyo
neomu apeunde eonjejjeum urin
seoro nami doelkka
gaseumi meomchujil anha
ibyeoreul malhagodo
handongan saranghaetjanha
ajikkkaji geureondeutande
apeumi gasijil anha
dasi myeotbeoneul chamabwado
neo eomneun haruharuga
neomu himideureo naegen neo ppuninde
mianhadan mal jalgara geumal
geudae wae ireoke
naemameul apeuge hanayo
dajimhaenneunde dasi sarange michyeoseo
jidokhage nae maeumeul
jwigo heundeunabwayo
geudae tteonan geu jarie
seoseo naneun ajik geudaeman bojyo
neomu apeunde eonjejjeum urin
seoro nami doelkka
gaseumi meomchujil anha
ibyeoreul malhagodo
handongan saranghaetjanha
ajikkkaji geureon deut hande
apeumi gasijil anha
dasi myeot beoneul chamabwado
neo eomneun haruharuga
neomu himideureo naegen neo ppuninde
ama geudaen ama geudaen na mollayo
jogeumssik geudaegyeoteseo urin
eobseojindaneun geol
tto hanbeon neoreul saegyeodo
nae mami neomu darhaseo
ijen saranghandaneun geu mari
jeomjeom deo huimihaejyeoga
apeumi gasijil anha
dasi myeotbeoneul chamabwado
neo eomneun haruharuga
neomu himi deureo naegen
neo ppuninde

Jumat, 19 Februari 2010

Sinopsis Jumong Episode 4






Geum Wa: Berikan Pedang! Cepat berikan pedang!Geum Wa mengacungkan pedang ke arah Jumong. "Beraninya seorang pangeran bermain dengan pelayan dari Divisi Ramalan?! Aku akan memancung kepalamu!

Jumong: Aku tahu aku salah. Maafkan aku, Ayah!Geum Wa menjatuhkan pedangnya dan berkata dengan nada kecewa, "Jumong, apa kau tidak kasihan pada ibumu?"Tiba-tiba Yoo Hwa datang dan berlutut di samping Jumong: Jangan biarkan kami membuatmu malu, Yang Mulia. Izinkan kami untuk meninggalkan istana. Sikap anak ini tidak pantas untuk seorang pangeran. Sebagai ibunya, aku malu menghadapi Yang Mulia. Tolong kirim kami keluar dari istana.

Geum Wa: Cukup. Sebagai hukuman karena tidak hadir dalam upacara, Jumong akan diberi 20 pukulan.Jumong terkejut. Dae So maju dan bicara. "Yang Mulia, 20 pukulan akan membuat dia tidak bisa berdiri berhari-hari. Jumong harus pergi denganku untuk melihat Busur DalMul. Tolong berikan hukuman itu lain waktu.
Geum Wa setuju. Jumong berterima kasih pada Dae So dan Young Po sangat kesal.

Perdana Menteri dan Yeo Mi Eul melihat kejadian itu. "Apa kau masih curiga bahwa ia adalah anak Hae Mo Su?" tanya Yeo Mi Eul. Perdana Menteri menjawab, "Kalau memang dia adalah anak Hae Mo Su, tidak mungkin ia menjadi sangat tidak berguna seperti itu. Mungkin kecurigaanku salah."

Young Po protes pada Dae So. "Kenapa kakak menolongnya?"
Dae So: Jika dia diberi 20 pukulan, dia tidak akan bisa berjalan. Jika ia meninggalkan istana, dia tidak akan bisa kembali.
Permaisuri: Apa maksudmu?
Dae So: Kita harus membawa Jumong keluar agar lepas dari perlindungan Yang Mulia. Jika ia pergi, ia tidak akan pernah kembali.

Jumong bertanya pada ibunya: Apa yang terjadi pada Bu Young?
Yoo Hwa: Dia diberi 10 pukulan dan dikeluarkan dari istana.Jumong sangat terkejut dan merasa bersalah. "Apa dia bisa bertahan?"Yoo Hwa: Sekarang kau tahu konsekwensi dari tindakanmu. Besok kau harus melakukan perjalanan untuk melihat Busur Da Mul. Pergilah tidur.

Jumong: Apa itu Busur Da Mul? Kenapa aku harus menempuh perjalanan jauh untuk sebuah panah bodoh?
Yoo Hwa: Busur Da Mul adalah senjata keramat yang digunakan oleh leluhur BuYeo untuk mendirikan negara ini. Pangeran BuYeo harus melihat Busur Da Mul dan menerima energinya. Jika kau tahu kesalahanmu, pergi ke Busur Da Mul dan perbarui lagi hatimu.
Jumong diam. Yoo Hwa berkata agak keras, "Kenapa kau diam? Apa kau takut meninggalkan istana?"
Jumong: Tidak. Tunggu dan lihat saja. Aku tidak akan mengecewakan ibu dan ayah.

Jumong, Dae So dan Young Po bersiap-siap melakukan perjalanan. Mereka dilarang mengungkap identitas asli mereka sebagai pangeran.Dalam perjalanan, mereka bergiliran memimpin dan menunjukkan jalan. Dae So memimpin, Young Po dan kemudian Jumong. Di tengah hutan, Jumong kesulitan menemukan arah jalan yang benar. Ia berjalan di depan.
Dae So: Apa kau kesulitan menemukan arah?
Jumong: Tidak. Ikuti saja aku. (Jumong berbohong)
Dae So dan Young Po berbalik dan meninggalkan Jumong yang ada di depan. Jumong berjalan beberapa saat. Ketika ia menoleh, kedua kakanya sudah tidak ada. Jumong hendak berbalik, namun tiba-tiba ia terjatuh dari kudanya ke kubangan lumpur hisap.
Jumong terhisap ke dalam lumpur itu. "Tolong! Tolong! Ibu!" teriak Jumong. Namun tidak ada yang mendengarnya. Tiba-tiba dua orang datang dan menyelamatkan Jumong. Orang itu tidak lain adalah So Seo No dan Oo Tae, anak buahnya.
Jumong dibawa ke perkemahan pedagang GyehRu. Bukannya berterima kasih, Jumong malah bertingkah sok kuasa ala pangeran. Jumong diikat dan terpaksa ikut rombangan itu untuk berdagang. Jumong meminta dirinya dilepaskan.
So Seo No: Apa yang bisa kau beri untuk membalas budi?
Jumong: Aku tidak punya apapun saat ini .
Se Seo No: Kalau begitu, aku akan menggunakan tubuhmu sebagai bayarannya. Aku berniat menjualmu sebagai budak.
Jumong: Jangan jual aku. Aku lebih baik menjadi pelayanmu.
So Seo No: Akan kupikirkan.

Rombongan pedagang itu menjual pedang pada prajurit Heng In. Pedang yang dijual adalah pedang baja, yang bisa mematahkan pedang besi milik prajurit Heng In. Prajurit Heng In bertanya harga pedang itu, namun So Seo No memberikan harga yang kelewat mahal. Pemimpin prajurit itu memerintahkan anak buahnya untuk menyerang So Seo No dan rombongannya, namun pihak Heng In mengalami kekalahan. So Seok No meminta Oo Tae untuk membunuh pemimpin itu, namun Oo Tae menolak. "Kurasa lebih baik kau melepas mereka."
So Seo No: Kehormatan lebih penting daripada nyawa. Bunuh mereka. Ini perintah!
Oo Tae: Jika kau mau membunuh mereka, bunuh dengan tanganmu sendiri.
So Seo No: Aku tidak akan menjual barang pada Heng In lagi. Pedang ini akan kami jual ke musuh Heng In, Ok Jo. Pergi!

So Seo No menyuruh Jumong bertarung dengan salah satu anak buahnya. Kalau Jumong menang, ia akan dilepaskan. Jumong bertarung sebisanya. Oo Tae memperhatikan tangan Jumong, yang menurut pandangannya sangat kuat. Sekali tonjok, lawan Jumong langsung pingsan. Walaupun babak belur, Jumong berhasil menang. Ia diantarkan oleh rombongan GyehRu ke Gunung Shijo. Sebelum pergi, Jumong berkata pada So Seo No, "Karena kau mau menyebutkan namamu, maka aku akan memberi tahu namaku. Namaku Jumong. Aku harus menyembunyikan identitasku karena suatu alasan, tapi aku adalah pangeran BuYeo. Ingat aku. Aku menyukaimu. Jika kau singgah di BuYeo, cari aku."
So Seo No: Bodoh.

Dae So dan Young Po sempat kesulitan untuk menemukan jalan ke goa tempat Busur Da Mul berada, tapi akhirnya mereka bisa menemukannya. Mereka melihat Busur Da Mul dan berusaha untuk memasang tali busurnya. Namun busur itu terlalu kuat dan mereka gagal. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke BuYeo.

Jumong berjalan menuju goa dan beristirahat sejenak. Ia mendengar kedua kakaknya bicara. Jumong mencuri dengar.
Young Po: Apa kita akan dihukum karena tidak melindungi Jumong?
Daee So: Kita tidak membunuhnya. Dialah yang membahayakan hidup kita. Sudahlah, jangan membicarakan orang yang sudah mati.
Young Po: Jika kita kembali nanti, kita bisa beristirahat dengan tenang. Aku ingin melihat wajah Lady Yoo Hwa ketika kita menceritakan kematian anaknya.
umong mendengar percakapan mereka dan menjadi shock. Ia menangis, tidak menyangka kalau kedua kakaknya menginginkan kematiannya. Jumong meneruskan perjalanan ke Panah Da Mul.

Dengan sedikit (agak banyak sih, tepatnya) kesulitan, Jumong akhirnya berhasil mencapai Busur Da Mul. Ia mengambil panah itu dan mencoba memasang tali busurnya. Jumong berhasil memasang tali busur itu dengan sangat mudah. Jumong mencoba untuk meregangkan busur, namun tiba-tiba busur itu patah.

Dae So dan Young Po sudah kembali ke istana. Mereka memberi tahu Geum Wa dan yang lainnya bahwa Jumong sudah mati. Mereka sudah mencari-cari Jumong kemana-mana, namun tidak ketemu. Yoo Hwa tidak percaya Jumong sudah meninggal. Geum Wa memerintahkan Jenderal Perang, Heuk Chi, untuk memimpin pasukan mencari Jumong. Jika Geum Wa tidak melihat sendiri mayat Jumong, ia tidak akan percaya Jumong sudah mati.

Dae So, Young Po dan beberapa pasukan berangkat dari istana BuYeo untuk mencari Jumong. Belum sempat mereka melewati gerbang utama, mereka melihat Jumong berjalan pelan. Dae So dan Young Po terkejut sekaligus kesal. Yoo Hwa segera berlari menyambut anaknya.

Yoo Hwa: Apa kau pergi ke Gunung Shijo dan melihat Busur Da Mul?
Jumong: YaJumong dan Yoo Hwa dipanggil untuk menghadiri jamuan makan malam untuk ketiga pangeran yang sudah kembali. Ketiga pangeran berdiri di depan Geum Wa.
Geum Wa bertanya pada Dae So, "Apa kau melihat Busur Da Mul?"
Dae So: Iya.
Geum Wa: Apa kau hanya melihat saja? Dari sifatmu, kau pasti mencoba untuk memasang tali busurnya. Apa kau memasang tali busur itu?
Dae So: Ya. (Dae So berbohong)Geum Wa: Bagaimana rasanya?
Dae So: Dalam hidupku aku tidak pernah melihat busur yang sekuat itu. Busur itu adalah legenda.
Geum Wa berkata, "Bagus." lalu menuang air minum untuk Dae So. Geum Wa berpaling pada Young Po. "Bagaimana dengammu?"
Young Po: Kak Dae So bisa memasang tali busur dengan mudah. Aku hanya bisa nyaris memasangnya. Aku tidak bisa sekuat kak Dae So.
Geum Wa: Jumong, bagaimana denganmu?
Jumong ragu sejenak. ia teringat saat dirinya mematahkan Busur Da Mul. Jumong kemudian bersujud dan berbohong, "Maafkan aku ayah. Aku tersesat di hutan. Aku merasa takut dan kembali ke istana tanpa mencapai Gunung Shijo."
Geum Wa merasa kecewa.

Yoo Hwa bertanya marah pada Jumong: Kenapa kau berbohong padaku?Jumong: Aku tidak berbohong padamu, ibu. Aku melihat Busur Da Mul. Aku bisa memasang tali busur dengan mudah. Tapi ketika aku meregangkan busurnya, busur itu patah.Yoo hwa terkejut: Busur keramat... patah?Jumong: Aku sangat takut karenanya. Terlebih aku takut pada kedua kakakku. Aku tidak tersesat, tapi kakak-lah yang meninggalkan aku agar mati.Jumong meneteskan air mata. "Mematahkan Busur Keramat adalah kejahatan besar. Bagaimana bisa aku mengatakan hal itu di depan kedua kakak yang menginginkan aku mati? Ibu, apa yang harus aku lakukan?"

Sinopsis Jumong Episode 3


Yoo Hwa terpuruk dalam kesedihan. Salah satu pengawal BuYeo melaporkan pada Geum Wa bahwa Hae Mo Su akan dieksekusi di Negara Han tiga hari lagi. Geum Wa meminta izin pada ayahnya untuk membawa pasukan agar bisa menyelamatkan He Mo Su. Jelas saja raja menolak. "Karena kebodohan Hae Mo Su, rencana peperangan kita hancur berantakan." seru Raja pada Geum Wa. "Aku tidak akan menyelamatkan orang seperti itu. Keluar!"
Perdana Menteri, Bu Deuk Bul, berkata pada Geum Wa, "Lupakan keinginan untuk menyelamatkan Jenderal Hae Mo Su."
Geum Wa marah. "Sahabatku, Hae Mo Su, lebih penting dibanding hidupku sendiri. Walaupun Raja menolah memberikan pasukan, aku akan membawa Pasukan Da Mul yang tersisa untuk menyelamatkan Hae Mo Su."
Perdana Menteri: Alasan pasukan Han berhasil menangkap Hae Mo Su adalah karena ia masuk dalam jebakan. Orang yang membuat kejatuhan Hae Mo Su... Kau tahu siapa? Yang Mulia Raja sendiri. Beliau melakukan ini untuk melindungi Anda dan BuYeo.
Geum Wa sangat marah. Ia menarik pedangnya, hendak membunuh Perdana Menteri, namun mengurungkan niatnya.
Geum Wa membawa Pasukan Da Mul yang tersisa untuk menyelamatkan Hae Mo Su. Geum Wa berhasil membuka kurungan Hae Mo Su, namun Hae Mo Su menolak untuk diselamatkan. "Pergi. Jangan biarkan mereka mati untukku. Aku gagal membalaskan dendam Lady Yoo Hwa dan klan HaBaek. Walaupun aku selamat, aku tidak akan bisa bertarung lagi."
Geum Wa: Kau harus selamat! Kau harus selamat Hae Mo Su!
Geum Wa menolong Hae Mo Su menaiki kuda. Beberapa Iron Army mengejar mereka. Untuk mengalihkan perhatian Iron Army, Geum Wa dan Hae Mo Su berpisah jalan. Namun Iron Army pun berpencar. Mereka berhasil mengejar Hae Mo Su dan menyudutkannya di jurang. Mereka memanah Hae Mo Su. Hae Mo Su, yang buta, tidak tahu kemana harus melangkah sehingga ia terjatuh di sungai.
Beberapa bulan kemudian, Lady Yoo Hwa melahirkan seorang putra. Di saat yang sama, Yeo Mi Eul mendapat pertanda dan melihat Burung Berkaki Tiga terbang dari matahari BuYeo. Raja Bu Ru sekarat.
Yeo Mi Eul: Apa Hae Mo Su benar-benar sudah mati?
Perdana Menteri: Pasti. Ada apa?
Yeo Mi Eul: Walaupun Burung Berkaki Tiga pergi dari matahari BuYeo, tapi Burung Berkaki Tiga tidak mati, malah terbang dengan kuat. Ada kemungkinan ia akan kembali ke BuYeo.
Perdana Menteri: Hae Mo Su sudah mati. Tidak mungkin ia akan kembali.
Geum Wa menggendong putra Hae Mo Su dan Yoo Hwa dengan penuh kasih sayang.
Geum Wa: Ikutlah denganku ke istana. Anak ini, akan menjadi anakku.
Yoo Hwa menolak: Jika anak ini sudah besar, aku akan menceritakan tentang Hae Mo Su. Aku akan membesarkan anak ini agar seperti Hae Mo Su. Anak ini adalah anak Hae Mo Su.
Geum Wa: Jika mereka tahu ini anek Hae Mo Su, mereka akan mengejar dan membunuhnya.
Geum Wa mendatangi ayahnya. "Yang Mulia, ini Geum Wa. Sebelum Yang Mulia meninggal, aku ingin Yang Mulia tahu satu hal. Hari ini, Lady Yoo Hwa melahirkan seorang putra. Anak ini, adalah darah daging Hae Mo Su. Yang Mulia telah menyebabkan kematian ayahnya. Sejak saat ini, aku akan menjadi ayah anak ini. Aku akan membuat anak ini menyelesaikan apa yang Hae Mo Su belum selesaikan.
Geum Wa mengatakan pada Perdana Menteri bahwa Lady Yoo Hwa telah melahirkan anaknya dan ia akan membawa Lady Yoo Hwa beserta anaknya untuk tinggal di istana BuYeo. Perdana Menteri curiga bahwa anak ini adalah anak Hae Mo Su. Ia meminta Jenderal Bu Yeo untuk membunuh Yoo Hwa dan anaknya.
Yoo Hwa memutuskan untuk membawa pergi anaknya. "Anak ini hanya akan menjadi anak Hae Mo Su. Tidak akan ada orang lain yang bisa menjadi ayah anak ini. Bantu aku, Hae Mo Su" ujarnya. Ia berlari ke hutan. Di saat yang sama, Jenderal utusan Perdana Menteri mengejar mereka.
Jenderal itu melihat Yoo Hwa dan hendak membunuhnya. Hujan tiba-tiba turun disertai petir yang menyambar.
Yoo Hwa: Apa salahku padamu hingga kau ingin membunuhku?
Jenderal: Karena hubunganmu dengan Hae Mo Su, kau dan anakmu harus mati.
Yoo Hwa: Bukankah BuYeo bekerja sama dengan Hae Mo Su, ingin mengalahkan Han? Sebagai Jenderal BuYeo yang seharusnya memihak Hae Mo Su, kenapa kau ingin membunuhku dan anaknya?
Jenderal: Kematian Hae Mo Su dirancang oleh Raja BuYeo. Kami bekerja sama dengan Pasukan Han.
Yoo Hwa terkejut: Ada satu hal lagi... Apa Putra Mahkota tahu tentang hal ini? Apa dia tahu?Jenderal: Putra Mahkota tidak tahu. Mungkin takdirmu adalah mati disini.
Jenderal itu mengangkat pedangnya ke atas, hendak menebas Yoo Hwa dan anaknya, namun tiba-tiba petir menyambar pedang itu dan membuat Jenderal tersebut mati.
Yoo Hwa berpikir dan mengingat-ingat kata-kata sang Jenderal. Itu membuatnya sangat marah dan akhirnya memutuskan untuk menuju ke istana BuYeo. "Hae Mo Su, kami kembali ke BuYeo yang telah membunuhmu. Aku dan anak ini akan membalaskan dendammu. Apa yang belum sempat dicapai olehmu, akan diselesaikan oleh anak ini." ujarnya dalam hati.
Geum Wa berlari mendatangi Yoo Hwa, dan tersenyum lega.
Yoo Hwa: Anak ini bernama Jumong (yang artinya Legendary Archer). Tolong besarkan anak ini seperti anakmu sendiri, Yang Mulia.
Geum Wa: Selama aku hidup, tidak akan ada yang bisa menyakiti akan ini. Aku akan membantu Hae Mo Su untuk membesarkan seorang pahlawan GoJoSeon.
Dua puluh tahun kemudian
Geum Wa menjadi raja BuYeo dan Yoo Hwa menjadi selirnya. Ia membesarkan Jumong seperti anaknya sendiri. Geum Wa berperang untuk merebut kembali wilayah GoJoSeon, dan perlahan-lahan wilayah BuYeo meluas.
Satu tahun telah berlalu sejak Geum Wa pergi berperang. Dae So (Putra Mahkota), Young Po (adik Dae So) dan Jumong menyusul Geum Wa untuk ikut berperang. Dae So dan Young Po adalah putra dari Permaisuru Wan Hoo.
Sementara kakak-kakaknya sibuk bicara dengan Geum Wa, Jumong hanya diam. Geum Wa menatap ke arahnya dan bertanya, "Perjalanan kemari pasti berat untukmu. Oh ya, apa ibumu baik-baik saja?"
Jumong: Ya, Yang Mulia.
Saat hanya berdua dengan Dae So, Young Po kesal dan mengomel. "Kenapa ayah tidak menanyakan ibu dulu, tapi malah menanyakan Lady Yoo Hwa? Kakak, apa kau melihat ekspresi di mata ayah saat melihat Jumong? Ayah tidak pernah melihat kita dengan pandangan seperti itu!" omelnya sambil mondar-mandir.
Dae So hanya diam mendengar ucapannya, lalu berkata, "Cukup."
Jumong berjalan dan mengintip perempuan-perempuan pelayan peramal BuYeo. Seorang pelayan berjalan pergi dan Jumong mengikutinya.
Jumong: Bagaimana kabarmu?
Pelayan itu ketakutan: Pangeran...
Jumong: Kau kurusan (Jumong memegang wajah pelayan itu). Kau pasti hidup menderita.
Pelayan: Pangeran...
Jumong: Apa kau tidak senang melihatku? Aku kemari karena ingin bertemu denganmu, Bu Young.
Jumong memaksa memeluk Bu Young.
Bu Young: Pangeran, jangan...
Tiba-tiba terdengar suara terompet, pertanda perang akan dimulai. Jumong berlari menemui Dae So dan Young Po.
Young Po: Kita akan berperang. Kemana saja kau? Cepat pakai baju perangmu!
Jumong: Aku... harus pergi juga?
Young po: Kau pikir untuk apa kita kemari?
Jumong: Tapi aku tidak pernah belajar menggunakan pedang sebelumnya.
Young Po: Kau takut perang? Bagaimana bisa kau menyebut dirimu pangeran BuYeo? Kau membuat malu ayah.
Dae So: Aku tahu kau tidak bisa menggunakan pedang. ayah akan kecewa melihatmu begini. Aku akan melindungimu. Jangan khawatir.
BuYeo pergi berperang.
Geum Wa melihat Jumong tidak bisa bela diri sama sekali. Dae So menyelamatkan Jumong ketika Jumong hampir ditusuk oleh pihak musuh.
Pihak BuYeo memenangkan pertarungan itu.
Wilayah BuYeo makin meluas. Yeo Mi Eul mengusulkan agar BuYeo menghentikan perang agar tidak memicu peperangan dengan Han. Lagipula, akan ada perayaan ucapan terima kasih pada Tuhan kerena memberikan kemenangan pada BuYeo.
Geum Wa: Kita akan kembali ke BuYeo karena akan ada peperangan. Tapi ingat, aku tidak takut berperang dengan Han!
Geum Wa dan Pasukan BuYeo kembali ke istana.
Sekembalinya ke istana, Permaisuri Wan Hoo berdandan karena akan bertemu dengan Geum Wa, namun bukannya menemui permaisuri, Geum Wa malah menemui Lady Yoo Hwa terlebih dahulu. Hal itu membuat permaisuri menjadi sangat marah.
Geum Wa menemui Yoo Hwa: Aku berjanji akan membesarkan Jumong agar ia menjadi pahlawan GoJoSeon. Tapi Jumong yang sekarang terlalu lemah. Mulai sekarang, aku akan melatih Jumong agar menjadi seseorang yang kuat. Mungkin akan menyakitkan untukmu, tapi kau harus bertahan.
Pedagang dari GyehRu, Yeon Ta Bal, memerintahkan putrinya, So Seo No, untuk memimpin rombongan pedagang untuk berdagang pedang. Ini adalah pertama kalinya So Seo No memimpin rombongan tersebut. Kru rombongan agak ragu padanya.
Hari perayaan BuYeo.
Jumong mengintip perempuan-perempuan pelayan peramal BuYeo yang sedang ganti baju. Ia mencari Bu Young dan menariknya ke suatu ruangan. Gelas yang dibawa Bu Young jatuh.
Jumong: Sebelum aku melepaskanmu, kau harus berjanji satu hal. Kau harus sering menemuiku.
Bu Young: Tidak bisa. Aku bisa dikeluarkan dari (divisi) Ramalan Istana. Tolong lepaskan aku.
Jumong: Kau harus janji dulu.
Tiba-tiba penjaga datang ke ruangan itu untu mengecek keadaan. Setelah melihat keadaan di ruangan itu aman, mereka mengunci ruangan itu dari luar.
Jumong dan Bu Young tidak bisa keluar.
Jumong: Ini salahmu! Seharusnya kau berjanji padaku!
Bu Young menangis: Pangeran, aku membencimu. Apa yang harus aku lakukan?
Yoo Hwa khawatir karena Jumong tidak kunjung datang ke perayaan sampai perayaan selesai. Ia memerintahkan orang untuk mencari Jumong. Permaisuri Wan Hoo menjelek-jelekkan Jumong di depan Geum Wa. "Bagaimana seorang Pangeran tidak datang ke perayaan itu?"Young berjalan dan melihat gelas yang dijatuhkan oleh Bu Young. Ia masuk ke ruangan tempat Jumong dan Bu Young terkurung dan menemukan mereka tertidur.
Young Po: Pangeran Jumong, waktunya untuk kembali.
Jumong terbangun dengan kaget. "Ini bukan seperti yang kau lihat, Kak!"Ia menemui Geum Wa dan bersujud dihadapannya.
Jumong: Aku hanya ingin bicara pada gadis itu, tapi kemudian pintu terkunci.
Young Po: Anak ini sudah membuat malu keluarga kerajaan. Dia harus dikeluarkan!
Geum Wa berkata pada Young Po: Mundur. (lalu beralih pada pengawal) Berikan pedang! Kubilang berikan pedang!
Geum Wa menarik pedang dan mengarahkannya pada Jumong.

Sinopsis Brilliant Legacy Episode 28 (Last Episode)

Sung Hee teringat kata-kata Seung Mi, "Ibu, kenapa kau melakukan itu?! Kenapa harus kau yang menjadi ibuku?! Kau membuatku gila!" Ia kemudian teringat Pyung Joong, "Apa kau manusia?!". Eun Woo berkata, "Itu ibu."
Sung Hee hendak meloncat dari atas, namun Seung Mi datang dan memanggilnya, "Ibu! Ibu, jangan! Jangan lakukan itu!" Seung Mi menangis ketakutan. "Ibu, kau tidak boleh mati!"
Sung Hee: Tidak ada alasan lagi untuk hidup.
Seung Mi: Hiduplah untukku. Semenderita apapun ibu, ibu tidak boleh mati! Apapun yang telah ibu lakukan, aku butuh ibu! Jangan mati, ibu! Jangan melarikan diri sendirian! Jika ibu pergi, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Satu-satunya orang yang menyayangi aku adalah ibu. Bagaimana aku bisa hidup tanpa ibu? Jika ibu masih ingin pergi, bawa aku bersama ibu.
Seung mi berlari ke arah Sung Hee. Sung Hee menoleh dan menghalangi putrinya. "Jangan! Jangan, Seung Mi!"
Seung Mi: Ibu! Jangan mencampakkan aku dan melarikan diri! Ibu, kumohon... Kumohon... Ibu...



Seung Mi tertidur di pangkuan Sung Hee. Saat hari sudah pagi, Seung Mi terbangun dan kaget melihat Sung Hee tidak ada di sisinya. Ia berlari keluar dengan panik untuk mencari ibunya. "Ibu!"
Sung Hee kemudian muncul dengan membawa tas. "Sarapan sudah siap. Aku akan segera kembali."
Seung Mi: Ibu mau kemana?
Sung Hee: Jangan khawatir. Ada hal yang harus aku selesaikan.
Seung Mi: Hati-hati. Cepat pulang.



Sung Hee menemui Pyung Joong untuk memberi tahu bahwa ia telah mengembalikan uang asuransi. "Ini tanda terimanya. Aku juga sudah menjual apartment. Ini uang yang tersisa. Aku sudah menawarkan rumah untuk dijual dan memberi nomor telepon Eun Sung untuk dihubungi. Setelah rumah terjual, kau bisa mengambil uangnya."
Pyung Joong: Kenapa kau melakukan ini?
Sung Hee: Seung Mi ingin aku untuk mengembalikan semuanya, jadi aku melakukannya. Setelah semuanya dikembalikan, aku akan pergi dari sini. Ia bilang, ia membutuhkan aku. Ia akan sendirian bila tidak ada aku. Ia memanggil orang seperti aku ibunya dan ingin aku trerus terus di sampingnya. Aku akan menggunakan sisa hidupku untuk membayar kesalahanku pada Seung Mi.



Seung Mi datang ke rumah Eun Sung. Ia menunggu di sana karena Eun Sung dan Eun Woo sedang keluar.
"Eun Woo!" panggil Seung Mi ketika melihat Eun Sung dan Eun Woo datang.
Eun Woo: Kakak!
Seung Mi memberikan sebuah tas berisi sesuatu pada Eun Woo. "Dulu kakak belum sempat membelikanmu ini."
Eun Woo: Ayo kita pergi membeli hamburger. Hamburger dan soda.
Seung Mi tersenyum. "Ingatanmu sangat bagus."Eun Sung memberi Eun Woo uang dan memintanya pergi membeli hamburger sendiri. Eun Woo berjalan pergi, namun Seung Mi memanggilnya. "Eun Woo, jaga dirimu.".
Eun Sung: Jangan melakukan ini lagi pada Eun Woo.
Seung Mi: Aku hanya ingin mampir sebelum pergi.
Eun Sung: Kau ingin pergi?
Seung Mi: Ibuku ingin bunuh diri. Aku memohon padanya untuk tetap hidup karena aku takut hidup... seorang diri.
Eun Sung bersikap dingin. "Karena ibumu ingin bunuh diri, maka kau berharap untuk dimaafkan?"
Seung Mi: Maafkan aku. Itu semua salahku. Jika aku melepaskan kak Hwan lebih awal, ibu pasti tidak akan menjadi serakah. Karena aku ingin setara dengan keluarga kak Hwan, maka ibu menjadi serakah dan mengambil semua uang asuransi. Ia takut ketahuan sehingga melakukan itu pada Eun Woo. Ibuku melakukan kesalahan itu, semuanya karena aku. Maafkan aku, Eun Sung.
Wajah Eun Sung melembut dan akhirnya tersenyum.



Seung Mi menemui Hwan. "Aku kemari karena aku ingin meminta sesuatu dari kak Hwan. Sesuatu yang ingin aku lakukan bersama kak Hwan, tapi belum sempat kita lakukan."
Ternyata Seung Mi ingin naik bus bersama Hwan. Di sepanjang perjalanan, mereka hanya duduk diam. Sejak bus ramai sampai bus mulai sepi.
Seung Mi: Terima kasih karena selama ini kakak selalu di sampingku. Karena kakak, aku tidak merasa kesepian. Jaga Eun Sung baik-baik.
Hwan hanya bisa terdiam.
Seung Mi: Ini haltenya. Kakak, kau turun duluan.
Hwan melihat Seung Mi dari luar dan Seung Mi menatapnya, tersenyum.



Pyung Joong memberikan uang dari Sung Hee kepada Eun Sung. Ia meminta maaf kepada Eun Sung karena membiarkan Sung Hee pergi tanpa meminta persetujuan Eun Sung. "Walaupun aku ingin membawa dia ke penjara, tapi hal itu tidak akan membuat kemarahanku hilang." kata Pyung Joong.
Eun Sung juga bercerita bahwa Seung Mi menemuinya dan memohon agar memaafkan ia dan ibunya. Seung Mi tidak akan mungkin bisa hidup tanpa ibunya.
Seung Mi dan Sung Hee pindah.
Nenek Jang memanggil Pyung Joong dan menawarkan proyek untuk membangun apartment karyawan. Ia meminta Pyung Joong untuk mengerjakan proyek ini bukan karena koneksi, tetapi karena Nenek Jang tahu tentang perusahaan Pyung Joong dan kemampuannya sebagai konstruktor. Nenek Jang juga memberi Pyung Joong sejumlah uang untuk membeli rumah baru, namun Pyung Joong menolak. Ia mengatakan bahwa Eun Sung akan membawa Eun Woo untuk bersekolah di luar negeri.



Young Suk datang ke cabang kedua dan meminta agar Hwan tidak melaporkannya ke polisi. Hwan menarik kerah baju Young Suk. Eun Sung melihat mereka dan melerai. "Janagn bertindak seperti itu pada pelanggan!" ujar Eun Sung pada Hwan. Eun Sung hendak minta maaf, namun karena ia melihat bahwa pelanggan itu adalah Young Suk, dengan spontan Eun Sung malah memukulnya.



Eun Sung memberi tahu Hwan bahwa ia akan bersekolah di luar negeri menggunakan uang yang dikembalikan Sung Hee. Hwan marah dan berseru, "Jangan pergi!"
Tapi Eun Sung bersikeras. Ia ingin memberi Eun Woo pendidikan pianist yang baik agar Eun Woo bisa menjadi pianist dan komposer profesional. Hwan menyerah.



Eun Woo bilang pada Eun Sung bahwa Kak Ramyun (Hwan) menyukai Spy. "Spy sangat cantik dan tidak pernah mendengarkan kakak. Kak Ramyun menyukai Spy. Kau tidak tahu bagaimana rasanya menyukai orang yang membencimu kan?"Eun Sung: Hwan bilang begitu?



Nenek Jang berkata pada Hwan, jika ia mau bersama Eun Sung, kenapa Hwan tidak bersekolah di luar negeri juga? Ia sekarang sudah bisa mempercayai Hwan dan membiarkan Hwan pergi "Buat keputusan yang akan membuatmu tidak menyesal."
Di lain pihak, Pyung Joong bertanya pada Eun Sung apakah ia pergi karena Hwan. Eun Sung bilang bahwa ia akan pergi. Pyung Joong kemudian berkata, "Jangan lakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal nantinya."



Hwan berlari ke halte bus untuk menemui Eun Sung.
Eun Sung sudah naik bus untuk menemui Hwan. Ia melihat Hwan ingin memanggil taksi dan bergegas turun. Ia melambai melarang Hwan.
Eun Sung: Tunggu aku. Aku ada di situasi dimana aku tidak bisa tidak pergi. Jadi tunggu aku.
Hwan: Apa kau bilang?
Eun Sung: Aku bilang tunggu aku!
Hwan tersenyum dan memeluk Eun Sung. "Bodoh!" katanya. "Tentu saja aku akan menunggumu."



Hwan bilang ia sebenarnya ingin pergi juga, namun ia tidak bisa karena ia belum memberikan nenek kenangan yang indah. Ia tidak bisa meninggalkan nenek. Jika ingan nenek mulai memudar, ia ingin neneknya melupakan kenangan-kenangan yang buruk dan menggantinya dengan kenangan yang indah bersama cucunya. Ia juga ingin membuktikan pada neneknya bahwa ia bisa membangun hidupnya sendiri sedikit demi sedikit.
Eun Sung: Kau jadi sedikit keren.
Hwan: Sedikit?
Eun Sung: Semua itu akan tercapai. Karena kau adalah cucu nenek.



Eun Sung menemui Jun Se dan Hye Ri untuk mengatakan rencananya bersekolah di luar negeri. Ia berterima kasih pada Jun Se karena telah menolongnya selama ini. Jun Se bilang, Eun Sung harus baik-baik dengan Hwan. Ia ikut bahagia jika gadis yang disukainya bahagia.



Nenek Jang menyuruh Pyo Sung Chul untuk bertemu dengan seorang wanita dan mencari jodoh. Namun Sung Chul menolak karena ia tidak ingin menikahi wanita yang tidak dikenalnya. Nenek Jang memanggil Young Ran dan menunjukkan foto wanita itu.
Nenek Jang: Apa pendapatmu tentang wanita ini? Apa dia tidak cantik?
Young Ra berkata dingin, "Dia seperti wanita penggoda. Ibu, kenapa kau selalu memaksa orang yang tidak mau pergi berkencan?" Lalu pergi ke dapur.
Nenek Jang terkejut sekaligus bingung.
Pyo Sung Chul menyusul Young Ran ke dapur.
Young Ran: Apa kau tidak mau berkencan karena wanita itu? Dia sudah tua, dia kekanak-kanakan, dan wanita yang...
Young Ran teringat saat ia terpeleset dan Sung Chul menangkapnya. Sung Chul berkata, "Berhentilah melakukan hal-hal yang bodoh."
Young Ran: Apa itu... aku?
Hwan tiba-tiba datang untuk menanyakan makan siang.



Nenek Jang akhirnya menyadari bahwa Sung Chul menyukai Young Ran dan tidak menikah karena itu. Sung Chul minta maaf karena berani berbuat begitu, namun Nenek Jang bilang bahwa tidak ada perbedaan diantara manusia. Nenek juga merasa tenang jika menitipkan Young Ran pada Sung Chul.



Setelah makan siang, nenek meminta semuanya untuk berkumpul. Karena Eun Sung menolak perusahaan, maka ia akan menjadikan perusahaan itu sebagai perusahaan karyawan. Ia akan membagi-bagikan saham pada para karyawannya. Untuk aset yang tersisa, nenek menulisnya dalam surat warisan dan menyerahkannya pada Hwan. Ia meminta Hwan melaksanakan apa yang tertulis di surat warisan itu jika nenek sudah meninggal.

Nenek Jang berkata bahwa ketika ia sedang koma di rumah sakit, samar-samar ia mendengar suara Hwan yang menceritakan kecelakaan ayahnya. Nenek menoleh pada Hwan, "Hwan! Apakah itu semua benar?"
Hwan: Maafkan aku.
Nenek Jang: Bodoh! Kenapa kau tidak menceritakannya? Kenapa kau hidup dengan kesedihan seperti itu di hatimu? Apa mungkin... karena putraku mati untuk menyelamatkan anaknya, jadi kau takut aku akan membencimu?
Hwan: Semua itu terjadi karena aku terlalu keras kepala.Nenek Jang menangis dan memeluk Hwan. Ia berkata bahwa orang tua manapun tidak akan menginginkan kejadian buruk menimpa anaknya.



Jung mencoba mencari pekerjaan, tapi kemampuannya terlalu buruk dan ia memutuskan untuk belajar terlebih dahulu.



Hwan mengajukan proposal untuk membuka cabang secara global. Tujuan pertama adalah New York. "Aku mencium adanya motif tersembunyi." ujar Nenek Jang curiga.
Hwan: Tidak ada.
Nenek Jang: Tidak?
Hwan menahan senyum. "Tentu tidak."
Nenek Hwan: Kalau begitu, ayo kita rapatkan.
Nenek Jang membagikan saham pada para karyawannya.
Pyung Joong memulai proyeknya dan membina karirnya dari awal lagi.Seung Mi menjadi seorang guru dan Sung Hee bekerja di toko bunga.Karena hari ini Eun Sung akan pergi ke Amerika, Hwan mengajaknya pergi piknik di tempat dimana Hwan dan ayahnya pergi sebelum kematian ayahnya. Hwan berniat memasakkan kari untuk Eun Sung. Agak ribet juga dia memasaknya.
Eun Sung memakan kari itu. Ia mengunyah dan terdiam.
Hwan: Bagaimana rasanya?
Eun Sung: Baru kali ini aku merasakan masakan seperti ini. Ini enak.
Hwan senang. "Benarkah?" Ia menyendok kari dan memakannya. "Kenapa kari rasanya seperti bubur?"
Eun Sung: Punyaku enak. Sangat enak sampai aku ingin menangis.
Eun Sung terharu, menahan tangisnya. Hwan tersenyum padanya.
Setelah makan, mereka berjalan-jalan melihat danau.
Eun Sung: Aku tidak ingin terlambat ke airport. Aku harus pergi sekarang.
Hwan hanya diam. Eun Sung menatapnya. "Setelah selesai bekerja, kau harus langsung pulang!" kata Eun Sung. "Jika sudah dapat gaji, jangan minum-minum. Apalagi kalau kau sampai mabuk dan mengetuk pintu rumah seorang gadis..." ujar Eun Sung seraya menunjukkan kepalan tangan pada Hwan.
Hwan tertawa. "Apa?"
"Ada hal lain yang ingin kukatakan." kata Eun Sung. "Sun Woo Hwan!" Eun Sung kemudian berbisik di telinga Hwan, "A-ku-men-cin-ta-i-mu."Hwan terkejut. "Apa yang tadi kau katakan?"
Eun Sung: Kau tidak dengar?
Hwan: Katakan sekali lagi.
Eun Sung tersenyum dan mencium Hwan.

Sinopsis Brilliant Legacy Episode 27

Eun Sung sangat terkejut melihat ayahnya. "A... ayah!"
Tiba-tiba Eun terjatuh ke lantai. Pyung Joong berlari ke arahnya. "Eun Sung! Eun Sung!"
Eun Sung melihat ayahnya, masih shock dan belum percaya. "Ayah... Ayah..." Eun Sung meraba wajah ayahnya. "Ini benar ayahku!"Pyung Joong memeluk putrinya. "Ayah..." Eun terus-menerus memanggil ayahnya sambil menangis.
Eun Sung: Ayah, apa yang terjadi? Jika kau masih hidup, kenapa tidak menghubungiku?
Pyung Joong: Ayo bangun, Eun Sung. Kenapa kau datang ke airport? Apa kau ingin pergi tanpa memberi tahu semua orang?
Eun Sung tiba-tiba teringat Eun Woo. "Eun Woo... Aku datang untuk melihat bertemu Eun Woo. "
Jun Se: Eun Sung, apa maksudmu?
Eun Sung: Orang itu... Ibunya Seung Mi... Dia bilang ia menemukan Eun Woo. Jadi dia ingin aku membawa Eun Woo dan pergi.
Pyung Joong: Eun Woo sudah ditemukan?
Eun Sung mengangguk.
Sung Hee frustasi mencari Eun Woo yang tidak bisa ditemukan dimanapun. "Dia sudah naik pesawat? Tidak. Aku tidak bisa pergi seperti ini."
Nenek Hwan menerima surat pengunduran diri Eun Sung yang diberikan oleh Manajer Lee. Di lain pihak, ia sudah menerima surat pengunduran diri Seung Mi. Ia curiga bahwa ini semua ada sangkut pautnya.
Eun Sung: Dia bilang, dia akan naik penerbangan selanjutnya dan membawa Eun Woo bersamanya.
Pyung Joong: Kalau dia berkata jujur, dia apsti sudah ada di airport bersama Eun Woo.
Jun Se: Telepon dia. Jangan katakan padanya bahwa kau sudah bertemu ayahmu.
Eun Sung mengaktifkan ponselnya dan menelepon Sung Hee.
Eun Sung: Aku sudah ada di airport. Aku meneleponmu untuk memastikan. Kau dan Eun Woo sudah di airport kan?
Sung Hee: Eun Sung, jangan pergi hari ini. Eun Woo sedang sakit dan kurasa kami tidak bisa pergi.
Eun Sung langsung panik. "Eun Woo sakit? Dimana?"
Sung Hee: Ia terserang flu serius dan tidak bisa pergi hari ini. Kau pulang saja dulu. Aku akan melihat kondisi Eun Woo dan menghubungimu lagi. Dan kau harus menepati janji. Jangan katakan pada orang lain.
Sung Hee menutup telepon. Dia terlihat sangat frustasi.
Pyung Joong mengajak Eun Sung ke rumah Seung Mi. Bukankah aneh jika dia bilang Eun Woo tiba-tiba sakit?
Jung Se: Tapi dia bilang pada Eun Sung jangan pergi hari ini. Mungkin saja Eun Woo benar-benar sakit.
Eun Sung menjadi sangat khawatir. Pyung Joong tetap ingin ke rumah Seung Mi. "Apa kau tahu kemana Seung Mi pindah?" tanya Pyung Joong pada Eun Sung. "Mereka pindah karena takut aku menemui mereka."Hwan terlihat shock. Ia teringat percakapannya dengan Seung Mi ketika Seung Mi bilang alasannya pindah adalah menghindari penagih hutang.
Ponsel Eun Sung berbunyi. Nenek Jang-lah yang menelepon.Nenek Jang: "Kau dimana, Eun Sung?" .... "Apa? Kau bertemu ayahmu?" .... "Apa?!"
Pyung Joong baru menyadari keberadaan Hwan, yang sejak tadi diam saja. "Oh, kau tadi yang bersama Eun Sung."
Hwan membungkuk memberi hormat pada Pyung Joong, "Namaku Sun Woo Hwan."
Pyung Joong membungkuk membalasnya. Ia bertanya pada Eun Sung, "Siapa dia?"
Eun Sung: Dia cucu Nenek Jang.
Eun Sung dan yang lainnya pulang dengan naik mobil Jun Se. Pyung Joong menceritakan bahwa mulanya ia percaya saat Sung Hee bilang Eun Sung pergi ke Amerika. Ia juga mendapat email dari Eun Sung yang mengatakan kalau Eun Sung takut uang asuransi akan diambil jika orang-orang tahu ayahmu masih hidup.
Eun Sung: Kau menerima email dengan namaku?
Pyung Joong: Ya. Kami beberapa kali saling mengirim email.
Eun Sung: Siapa yang melakukannya?
Hwan terkejut, namun hanya bisa diam. Eun Sung melihat Hwan sekejap. Sepertinya mereka berdua sudah tahu siapa yang melakukan hal itu.
Eun Sung: Ayah sudah mengenal Kak Jun Se selama ini?
Pyung Joong: President Park memberi aku pekerjaan. Aku berhutang banyak padanya.
Jun Se: Jangan berkata begitu.
Hwan menatap Jun Se.
Eun Woo berjalan sendirian di jalan sambil menyebut nama-nama tempat yang dihafalnya. Sung Hee dan anak buahnya belum bisa menemukan Eun Woo. Stress berat dia.
Jun Se mengantar Eun Sung dan yang lainnya ke rumah Nenek Jang. Eun Sung dan ayahnya masuk ke dalam rumah, namun Hwan berjalan keluar.
Ia berpikir dan teringat kata-kata yang pernah dikatakan Seung Mi padanya. Tentang Eun Sung yang memaksa Seung Mi agar menyembunyikan masa lalu mereka. Atau tentang Seung Mi yang berkata bahwa Eun Sung telah membohongi Hwan.Hwan mencoba menelepon Seung Mi, namun ponsel Seung Mi tidak aktif. Ia meninggalkan pesan yang menyuruh Seung Mi menemui Hwan di bar.
Nenek Jang dan yang lainnya mendiskusikan suatu rencana untuk membuat Sung Hee tidak bisa berbuat apa-apa. Nenek meminta Young Ran menelepon Sung Hee dan menyuruhnya datang ke rumah.
Sung Hee: Ibumu ingin menemuiku? Kenapa?
Young Ran: Eun Sung menghilang tiba-tiba tanpa memberi tahu siapapun. Mungkin ia ingin menanyakan itu padamu.
Sung Hee merasa tenang. "Begitu... Tapi bagaimana aku tahu?"
Young Ran: Itulah yang kukatakan padanya. Ibu juga ingin membicarakan sesuatu denganmu.
Hwan datang ke bar Young Suk. Young Suk berkata bahwa Young Jae menghilang. Hwan khawatir dan hendak menelepon polisi, namun Young Suk menolak. "Jangan!"
Hwan: Kenapa? Apa yang terjadi?
Young Suk: Sebenarnya... Dia bukan sepupuku.
Hwan: Dia bukan sepupumu?! Lalu siapa dia?!
Young Suk: Dia cuma anak yang kutemukan. Ia menyukai piano, jadi aku berpikir akan membiarkannya pergi setelah bermain di sini. Tapi anak itu tidak mau pergi.
Hwan: Apa?! Kau tidak mengenal anak itu?!
Hwan sangat terkejut. Ia hendak menelepon Eun Sung untuk memberi tahu hal tersebut, namun ia ragu. "Bagaimana jika anak itu bukan Eun Woo?" Ia akhirnya memutuskan untuk mencari Eun Woo.
Hwan berlari menuju ke beberapa tempat kursus piano, namun tidak ada yang melihat Eun Woo.
Sung Hee datang ke rumah Nenek Jang. "Duduklah." kata Nenek Jang padanya.
Sung Hee: Sepertinya ada suatu hal yang kulakukan sehingga mengganggumu.
Nenek Jang: Benar. Sesuatu yang membuatku sangat tidak nyaman.
Sung Hee: Jika ada sesuatu yang ingin kau tanyakan, silahkan tanyakan padaku.
Nenek Jang: Aku tidak bisa menanyakannya sendiri padamu.Nenek Jang memberi isyarat. Eun Sung dan Pyung Joong turun dari lantai atas.
Sung Hee terlonjak kaget.
Young Ran meremas tangan Pyo Sung Chul saking cemasnya. (cie cie..) Namun Sung Chul berusaha melepas genggaman tangannya itu. "Jangan bergerak. Aku menggenggam tanganmu karena aku gemetar."
Sung Chul: Walaupun aku ingin, tapi kau tahu kan... Kita harus berkencan.
Young Ran: Oh? Ya.
Sung Hee gemetar dan terlihat ketakutan.
Nenek Jang: Sepertinya kau penasaran bagaimana ayah dan putri ini bisa bertemu.
Pyung Joong: Dimana Eun Woo?
Nenek Jang: Semua sudah berakhir. Jadi, ayo kita selesaikan ini. Hal yang paling penting saat ini adalah menemukan Eun Woo. Katakan dimana Eun Woo.
Sung Hee: Kenapa aku harus bicara tentang Eun Woo di depan Nenek Hwan?
Pyung Joong: Ayah dan kakak Eun Woo ada di sini. Katakan dimana Eun Woo.
Sung Hee: Aku tidak tahu. Aku hanya ingin Eun Sung pergi.
Eun Sung: Kau bohong!Pyung Joong: Kau melihat bagaimana aku mencari Eun Sung dan Eun Woo. Bukankah sudah cukup kau mencoba memutus hubungan darah kami? Apa kau berniat membawa Eun Woo pergi lagi?
Sung Hee: Siapa yang memutus hubungan darah kalian? Bagaimana bisa orang yang sudah mati punya hubungan darah?
Pyung Joong: Apa?
Sung Hee: Bukankah kau sudah mati? Kau yang memulai ini. Jika kau tidak berpura-pura mati, aku juga tidak akan memulai ini.
Nenek Jang: Aku tidak bisa mendengarkan ini lagi! Setelah suamimu meninggal, kau mengambil semua uang asuransi dan mengusir anak-anak. Siapa yang melakukan itu?
Sung Hee: Jika kau tidak berada diposisiku, kau tidak bisa bilang itu salah atau benar.
Nenek Jang: Mencampakkan Eun Woo juga karena situasi?
Sung Hee: Apa kau melihatku mencampakkan Eun Woo?
Sung Hee berdiri dan hendak berjalan pergi. Tapi Eun Sung berkata padanya, "Semua yang kau katakan adalah kebohongan, kecuali mengenai Eun Woo. Tolong, katakan padaku dimana Eun Woo."
Sung Hee: Ya. Jika aku tahu dimana Eun Woo, aku akan mengatakannya padamu. Tapi saat ini aku tidak tahu dimana dia, jadi aku tidak bisa mengatakan apa-apa.
Pyung Joong: Jika kau menyentuh Eun Woo, kau tidak akan kuampuni!
Sung Hee berjalan keluar dan mengemudikan mobilnya. Pyo Sung Chul sudah siap di dalam mobil untuk mengikuti Sung Hee.
Hwan hampir putus asa mencari Eun Woo. Namun tiba-tiba ia mendengar suara piano yang biasa dimainkan oleh Eun Woo. Arahnya dari sebuah gereja. Hwan segera berlari masuk ke gereja, dan di sana ia melihat Eun Woo sedang memainkan piano.
"Oi! Go Eun Woo!" panggil Hwan. Ia mendekati Eun Woo. "Apakah kakakmu bernama Go Eun Sung?"
Eun Woo: Aku sedang menunggu kakak.
Hwan tersenyum lega. Ia melihat kalung Eun Woo yang sama dengan Eun Sung. "Jadi itu benar kau?" Hwan memeluk Eun Woo.
Pyo Sung Chul berhasil mengikuti Sung Hee ke rumahnya yang baru.Begitu sampai rumah, Sung Hee langsung memasukkan pakaian ke dalam koper.
Nenek Jang meminta Eun Sung dan ayahnya untuk tinggal di rumahnya. Namun mereka menolak.
Di saat yang sama, Hwan mengajak Eun Woo ke rumah Nenek Jang. Eun Woo terlihat takut, namun Hwan mengatakan bahwa ini adalah rumahnya. Eun Woo tidak perlu khawatir.
Eun Sung dan Pyung Joong keluar dari rumah Nenek. Mereka sangat terkejut melihat Eun Woo datang bersama Hwan. Eun Sung bergegas berlari dan memeluk Eun Woo.
Eun Sung: Eun Woo! Ini benar Eun Woo-ku!
Nenek Jang bertanya pada Hwan bagaimana ia menemukan Eun Woo. Hwan menceritakan bahwa ia bertemu Eun Woo di bar Young Suk dan bahwa Eun Woo bukanlah sepupu Young Suk.
Eun Woo ikut-ikutan bicara. "Jika aku ingin bertemu kakak, aku tidak boleh mengatakan apapun. Jika aku menelepon, aku tidak bisa bertemu kakak."
Eun Sung menoleh. "Eun Woo, siapa yang bilang begitu?"
Eun Woo: Ibu.
Semua orang terdiam dan terkejut.
Pyung Joong: Apa benar ibu yang bilang?
Eun Woo bangkit. Ia menyebutkan nomor telepon ibunya, nomor mobil ibunya dan apartment tempat tinggal ibunya.
Eun Sung menangis. "Bagaimana bisa ia melakukan itu padaku saat ia..." Eun Sung memegang dadanya yang sesak. "Nenek, aku tidak bisa diam seperti ini. Tolong tanya pada Paman Pyo Sung Chul dimana Seung Mi tinggal."
Nenek Jang meminta Hwan mengantarkan Eun Sung dan Pyung Joong lalu langsung pulang ke rumah lagi.
Seung Mi duduk di taman. Ia menangis dan membakar foto-fotonya bersama Hwan. Ia membakar foto terakhir, namun berubah pikiran dan memungut foto itu lagi.
Seung Mi pulang ke rumah dan melihat ibunya sedang membereskan barang-barangnya. Ia berkata pada Seung Mi agar ia segera pergi.Sung Hee menceritakan pada Seung Mi tentang perjanjiannya dengan Eun Sung.
Seung Mi: Ibu bilang apa? Aku meminta ibu untuk menyerahkan Eun Woo pada Eun Sung dan kita pergi. Apa aku memintamu untuk membuat Eun Sung pergi?
Sung Hee: Maaf.
Seung Mi: Ibu, kenapa kau seperti ini? Kenapa harus kau yang menjadi ibuku? Memiliki ibu sepertimu membuat aku gila! Apakah begitu sulit melepaskan uang? Aku sudah melepaskan kak Hwan. Kenapa kau tidak bisa melepaskan uang? Kenapa?
Sung Hee: Itu bukan karena uang. Untuk sesekali, sebagai ibumu, aku ingin melakukan sesuatu untukmu.
Seung Mi: Kenapa kau melakukan itu untukku? Aku tidak menginginkan itu.
Sung Hee: Karena itu, kau harus pergi. Aku tidak tahan melihatmu disakiti karena aku. Seung Mi, pergi sekarang. Aku akan menyelesaikan semuanya. Bawa ini dan pergi ke New York. Kau bilang ingin bersekolah di sana, kan?
Seung Mi menolak. Ia bertanya dimana ibunya kehilangan Eun Woo. Sung Hee mengatakan bahwa ia akan mencari Eun Woo sendiri, dan jika berhasil menemukan Eun Woo, ia akan membawa Eun Woo pada Eun Sung atau membesarkan Eun Woo sendiri.
Seung Mi menangis melihat ibunya seperti itu. "Ibu... Kenapa ibu begini?"
Hwan mengantar Eun Sung, Eun Woo dan Pyung Joong ke apartment Seung Mi. Saat itu, Sung Hee sedang memaksa Seung Mi pergi. Sung Hee membuka pintu dan terkejut melihat Pyung Joong sudah ada di depan pintu.
Seung Mi: Eun Woo!
Eun Woo: Kakak.
Pyung Joong menarik Sung Hee masuk ke dalam apartment. Ia hendak memukul Sung Hee, tapi Eun Woo melarangnya. "Itu ibu!" ujar Eun Woo. "Dia akan sakit jika ayah memukulnya. Ibu tidak boleh sakit."
Pyung Joong: Kau dengar? Dia memanggilmu ibu.
Eun Woo: Ibu, Eun Woo menuruti ibu. Jika aku ingin bertemu kakak, aku harus menuruti ibu.
Seung Mi menangis dan berlari keluar. Eun Sung mengejarnya. Hwan, yang sedang menunggu diluar, melihat mereka.
Eun Sung: Kau! Apa kau yang mengirim email pada ayahku? Apa kau menggunakan namaku untuk mengirim email pada ayahku?
Seung Mi: Ya.
Eun Sung menampar Seung Mi. Hwan melihatnya. "Kenapa kau tega melakukannya? Kenapa kau tega membiarkan aku tidak bertemu ayahku yang ternyata masih hidup? Kau membuatku pergi ke Amerika agar aku tidak bisa bertemu dengan ayahku lagi selamanya?"
Seung Mi: Itu tidak benar. Aku bilang, aku ingin mengirimkan Eun Woo padamu dan pergi. Jika kau tidak berhubungan dengan nenek, aku pasti sudah memberitahukanmu. Apa kau tahu apa artinya bagiku mengatakan padamu bahwa ayah masih hidup? Artinya adalah akhir hubunganku dengan kak Hwan.
Eun Sung: Jadi semuanya karena dia? Karena satu orang itu?
Seung Mi: Ayahmu sangat berharga untukmu, kan? Untukku, kak Hwan adalah orang yang berharga. Ayahmu adalah orang yang baik. Aku bertemu dengannya beberapa kali sebelum ia dan ibu menikah, dan aku sangat menyukainya. Ia baik hati dan hangat. Ia sangat berbeda dengan ayah kandungku. Aku sangat senang ia menjadi ayah tiriku. Tapi, di rumah ayahku yang baru ada kau. Kau sangat dekat dengan ayahmu. Kalian berdua sering bertemu di luar dan makan bersama. Walaupun ia pulang larut setelah bekerja, ia tetap mengobrol denganmu selama 30 menit di kamarmu. Tidak ada ruang untukku di antara kalian berdua. Ayah tidak pernah mengabaikanku. Ia melakukan yang terbaik untuk putri dari wanita yang ia nikahi. Aku makin merasa sedih karenanya. Aku merasa memanfaatkan ibuku. Aku tidak pernah membawa teman ke rumah dan tidak ingin orang lain tahu kalau aku hidup bersamamu. Jadi aku selalu berangkat sekolah 30 menit lebih awal.
Eun Sung: Apa hubungannya semua itu dengan hal yang sedang kita bicarakan?
Seung Mi: Kak Hwan adalah orang yang kesepian dan terluka seperti aku. Walaupun orang lain tidak menyukainya karena sifatnya buruk, tapi ia tidak pernah seperti itu padaku. Aku sangat menyukainya. Aku merasa ada orang yang memperlakukan aku seperti seseorang yang spesial. Kau tidak tahu betapa berartinya itu. Hanya kak Hwan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidup tanpanya.
Eun Sung: Karena dia kau menyembunyikan semua ini?
Seung Mi: Maafkan aku, Eun Sung. Aku tidak punya pilihan lain.Eun Sung berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Seung Mi.
Hwan mendekati Seung Mi dan bicara padanya. "Apakah kau adalah Seung Mi yang kukenal? Kau bilang melakukan semua ini untukku? Apa aku bagimu hingga membuatmu melakukan hal semacam ini!"
Hwan meninggalkan Seung Mi dan pergi ke bar Young Suk. Tanpa berkata apa-apa, ia langsung memukuli Young Suk karena telah memanfaatkan Eun Woo.
Pyung Joong, Eun Sung dan Eun Woo menginap di rumah Nenek Jang. Ketika Eun Sung dan Eun Woo sudah tidur, Pyung Jung pergi keluar dan menangis. Ia menyesal dengan apa yang telah ia lakukan. "Ini semua salahku."
Nenek Jang melihatnya dari belakang.
Ayah Jun Se membantu Pyung Joong untuk mengembalikan lagi identitasnya. Sung Hee menutup rekeningnya, berniat untuk mengembalikan uang asuransi. Jika uang asuransi dikembalikan, Pyung Joong ataupun Sung Hee tidak akan terkena sanksi hukum.
Eun Sung membawa Eun Woo dan Pyung Joong ke rumahnya yang kecil. Pyung Joong kelihatan sangat sedih. "Eun Sung, tunggulah sebentar lagi. Ayah akan bekerja keras. Setelah identitasku kembali, dan dengan kemampuanku, tidak akan sulit mendapat pekerjaan."
Eun Sung mengangguk. "Ayah akan mencari uang. Aku akan mencari uang juga. Secepatnya kita akan membeli rumah yang baru."
Sung Hee sangat frustasi dan tertekan. Suatu malam ia keluar seorang diri.
Perasaan Seung Mi tidak enak. Ia bergegas ke kamar Sung Hee untuk mencari ibunya. Namun Sung Hee tidak ada di sana. Seung Mi berlari keluar dan berteriak-teriak memanggil, "Ibu! Ibu!"
Sung Hee ternyata berada di atap apartment. Ia menaiki undakan dan memegang pagar pembatas (sepertinya Sung Hee mau bunuh diri).

Kamis, 18 Februari 2010

Sinopsis Jumong Episode 2


Iron Army tidak bisa menemukan Hae Mo Su di gubuk itu. Mereka menuduh Yoo Hwa menyelamatkan dan menyembunyikan Hae Mo Su.
Iron Army: Bunuh semua klan HaBaek.
Iron Army menyerang HaBaek, membunuh semua penduduk HaBaek dan membakar klan mereka. Yoo Hwa ditangkap dan hendak dibawa ke Hyeon To City untuk dieksekusi di sana.
Di pelariannya, saat Hae Mo Su sedang minum di pinggir sungai, ia bertemu dengan kaum pedagang dari klan GyehRu dari negara JolBon. Kepala klan itu bernama Yeon Ta Bal.
Yeon Ta Bal: Apa kau pengungsi?
He Mo Su: Benar.
Yeon Ta Bal: Makanlah bersama kami sebelum kau pergi.
Yeon Ta Bal mengajak Hae Mo Su makan bersamanya. Istri Yeon Ta Bal sedang hamil tua. Yeon Ta Bal bercerita pada mereka bahwa ia sedih klan HaBaek telah dihancurkan oleh Iron Army. Hae Mo Su sangat terkejut.
Yeon Ta Bal: Apa kau mengenal seseorang dari klan HaBaek?
Hae Mo Su: Aku pernah singgah di sana beberapa saat.
Yeon Ta Bal: Mereka dibunuh karena telah menyembunyikan Hae Mo Su.
Hae Mo Su: Apakah tidak ada seorang pun yang selamat?
Anak Buah Yeon Ta Bal: Lady Yoo Hwa tidak dibunuh. Ia akan dibawa ke Hyeon To City untuk dieksekusi karena dialah yang menyembunyikan Hae Mo Su.
Melihat gelagat Hae Mo Su yang sangat terkejut, Yeon Ta Bal menjadi curiga.
Geum Wa dan Pasukan Da Mul sampai ke HaBaek dan melihat wilayah itu sudah hancur dan warganya mati. Geum Wa mengetahui bahwa Yoo Hwa ditangkap dan akan dieksekusi di Hyeon To City, dan berniat untuk menolongnya.
Malamnya, Pasukan Da Mul di bawah pimpinan Geum Wa diam-diam masuk ke camp Iron Army dan menyelamatkan Yoo Hwa.Yoo Hwa diobati oleh Geum Wa. Saat tersadar, Geum Wa bertanya padanya, "Apa benar kau menyembunyikan Hae Mo Su?". Yoo Hwa tidak menjawab. "Aku adalah sahabat Hae Mo Su. Tolong beri tahu aku, apa dia masih hidup?"
Yoo Hwa memberi tahu bahwa Hae Mo Su masih hidup. Geum Wa dan Pasukan Da Mul berhenti mencarinya. "Karena dia masih hidup, dia pasti akan kembali."
Klan HaBaek hendak melakukan perjalanan ke Hyeon To City untuk berdagang. Hae Mo Su berniat ikut dengan mereka untuk menyelamatkan Yoo Hwa. Di perjalanan, istri Yeon Ta Bal mengalami kontraksi dan akan melahirkan. Mereka terpaksa menunda perjalanan dan mendirikan tenda untuk bermalam. Ketika proses melahirkan, klan itu tiba-tiba diserang oleh komplotan bandit. Beruntung ada Hae Mo Su di sana sehingga mereka semua selamat.
Istri Yeon Ta Bal melahirkan seorang anak perempuan. Yeon Ta Bal memberinya nama, So Seo No.
Kelompok pedagang itu melanjutkan perjalanan ke Hyeon To City. Yeon Ta Bal berniat menemui pejabat Han, Tai Shou, untuk menjual barang dagangannya sekaligus menawarkan Hae Mo Su pada mereka. Namun ia mengingat bahwa Hae Mo Su telah menolong rombongan, istri, dan anaknya sehingga pada akhirnya mengurungkan niatnya.
Yeon Ta Bal menemui Hae Mo Su.
Hae Mo Su: Bagaimana perdagangan Anda?
Yeon Ta Bal: Hahaha... Barang ini terlalu berharga sehingga aku tidak ingin menjualnya.
Hae Mo Su: Barang apa itu?
Yeon Ta Bal: Hae Mo Su.
Hae Mo Su terdiam. "Bagaimana Anda tahu?" tanyanya.
Yeon Ta Bal: Aku mengetahuinya dengan melihat ekspresi matamu saat aku menceritakan tentang nasib klan HaBaek. Kau juga ingin ke Hyeon To City untuk menyelamatkan Ladu Yoo Hwa.
Hae Mo Su: Lalu kenapa kau tidak menjualku pada Tai Shou? Kau pasti akan mendapat banyak keuntungan.
Yeon Ta Bal: Kau menyelamatkan rombonganku. Aku menganggap itu sebagai bayaran untuk barang tersebut. Kau harus pergi secepatnya, jika tidak, kau akan membahayakan klan GyehRu.
Iron Army sudah mencapai Hyeon To City, namun tidak membawa Yoo Hwa. Yeon Ta Bal mencari informasi untuk Hae Mo Su. "Aku mendapat informasi kalau Lady Yoo Hwa telah meninggal dalam perjalanan menuju Hyeon To City." kata Yeon Ta Bal pada Hae Mo Su."
Geum Wa membawa Yoo Hwa ke istana BuYeo. Yeo Mi Eul tidak setuju. Ia ingin bertemu dengan Geum Wa.
Yeo Mi Eul: Kenapa Yang Mulia membawa putri klan HaBaek kemari?
Geum Wa: Seluruh klannya sudah dihancurkan oleh Han. Aku hanya ingin melindunginya dibawah BuYeo.
Yeo Mi Eul: Keputusan itu diambil oleh BuYeo atau oleh Yang Mulia? Apa Yang Mulia jatuh cinta pada Lady Yoo Hwa?
Geum Wa: Kau selalu bisa membaca pikiranku. Jadi aku akan jujur padamu. Aku menikah dengan istriku karena paksaan. Belum ada yang bisa membuat hatiku tertarik, namun sejak pertama kali bertemu dengannya, aku langsung tertarik padanya.
Yeo Mi Eul: Kau harus mendengar nasehatku baik-baik. Aku memberi tahu ini sebagai Yeo Mi Eul yang dulu pernah mencintai Yang Mulia. Lady Yoo Hwa tidak boleh berada di dekatmu.Namun Geum Wa memutuskan tidak akan mendengarkan nasehat Yeo Mi Eul.
Hae Mo Su telah kembali ke persembunyian Pasukan Da Mul. Geum Wa langsung menuju ke sana untuk menemuinya. Geum Wa meminta Hae Mo Su ikut dengannya ke istana BuYeo untuk menemui ayahnya dan mencari sekutu dari klan lain untuk melawan Han. Hae Mo Su setuju.
Raja Hae Bu Ru bicara dengan Hae Mo Su.
Raja Hae Bu Ru: Jika kau tidak bisa menang, aku tidak akan mau berperang dengan Negara Han. Apa kau bisa menjamin kemenangan kita?
Hae Mo Su: Pertama, alasan GoJoSeon kalah dalam perang adalah karena konflik internal. Tapi sekarang, semua klan dan pengungsi berada dibawah tekanan Han sehingga bisa bersatu untuk tujuan yang sama. Ini alasan kita akan menang. Kedua, Pasukan Han akan pergi jauh untuk berperang. Mereka juga diributkan dengan masalah domestik. Jika Han memutuskan untuk berperang, mungkin akan terjadi kericuhan dan pemberontakan. Ada lagi alasan yang paling penting.
Raja Bu Ru: Apa itu?
Hae Mo Su: Pasukan Han ingin kembali hidup-hidup, sedangkan kita lebih memilih mati dibanding menderita. Yang Mulia, aku bisa menjamin kemenangan di pihak kita.
Raja Bu Ru tertawa, kemudian berkata bahwa ia akan bergabung dengan Hae Mo Su.
Geum Wa kemudian membawa Hae Mo Su menemui Yoo Hwa. Hae Mo Su sangat terkejut melihat Yoo Hwa, dan langsung berlutut dihadapannya. "Aku telah melakukan kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. Tolong maafkan aku." katanya.
Yoo Hwa: Kematian ayah dan klanku, tolong balaskan dendam mereka. Kau harus melakukannya.
Istri Geum Wa, Wan Hoo, memanggil Yoo Hwa untuk mengetahui apakah Yoo Hwa datang ke istana berniat untuk menjadi selir Geum Wa. Yoo Hwa berkata ia sama sekali tidak tertarik. Ia ingin pergi dari istana dan membantu pasukan Da Mul. Wan Hoo kemudian mengirin Yoo Hwa ke tempat persembunyiaan Pasukan Da Mul.
Hae Mo Su membantu Yoo Hwa mengangkat air. "Hidup di persembunyian pasti berat untukmu. Melihatmu seperti ini membuat hatiku sakit." katanya pada Yoo Hwa.
Yoo Hwa: Sejak meninggalkan HaBaek, aku tidak pernah merasakan kedamaian. Arwah ayah dan warga klan yang tidak tenang menghantuiku setiap malam. Tapi sekarang tidak lagi. Mereka percaya bahwa Jenderal Hae Mo Su dan Pasukan Da Mul akan membalaskan dendam mereka.
Hae Mo Su: Aku tidak bisa tenang. Perasaan bersalah ini tidak bisa hilang.
Yoo Hwa: Aku mendengar tentang Jenderal sejak umur 16. Aku mendengar Jenderal berusaha sangat keras untuk menolong pengungsi GoJoSeon. Walau aku belum pernah melihatnya, namun aku melukiskan Jenderal dalam pikiranku, juga hatiku. Jika mungkin, aku ingin sekali membantu untuk mencapai tujuannya. Mengetahui bahwa aku telah menyelamatkan Jenderal, aku sungguh tidak menyesal. Situasi ini adalah jalan takdirku. Tolong jangan merasa bersalah lagi.Yoo Hwa tersenyum. Hae Mo Su memeluknya. Geum Wa melihat mereka dari jauh.
Malamnya, Geum Wa menemui Yeo Mi Eul untuk bercerita padanya. "Aku tidak akan bisa memenangkan hati Lady Yoo Hwa, karena hatinya sudah menjadi milik Hae Mo Su. Jika orang itu bukan Hae Mo Su, aku akan bertarung dengannya sampai mati. Tapi, itu adalah Hae Mo Su. Untuk Hae Mo Su, aku akan menyerah. Demi Hae Mo Su dan untuk mengalahkan Han, aku bahkan akan menyerahkan nyawaku."
Persiapan untuk peperangan dimulai. Geum Wa dan Hae Mo Su memproduksi senjata, melatih pasukan dan mencari sekutu dari klan-klan lain.
Malam itu, Yoo Hwa bekerja sampai larut malam untuk meruncingkan kayu panahan. Hae Mo Su mendatanginya dan menyuruhnya untuk beristirahat. Yoo Hwa menolak dan ingin terus bekerja. "Nona.." Hae Mo Su menarik tangan Yoo Hwa dan memasangkan sebuah cincin ke jari Yoo Hwa. "Selain benda ini, aku tidak tahu lagi bagaimana cara untuk menyatakan perasaanku. Setelah kita menang melawan Han, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Bisakah kau menerima perasaanku?"
Yoo Hwa terdiam. Hae Mo Su memeluknya.
Yeo Mi Eul berbincang dengan perdana menteri.
Yeo Mi Eul: Burung Berkaki Tiga di matahari BuYeo, pasti melambangkan Hae Mo Su. Hae Mo Su hanya memperalat BuYeo untuk membebaskan pengungsi GoJoSeon. Setelah ia berhasil, ia akan mengambil alih BuYeo.
Perdana Menteri: Yang Mulia Raja sudah mengumumkan perang dengan Negara Han. Apa yang harus kita lakukan?
Yeo Mi Eul: Bunuh Burung Berkaki Tiga.
Perdana Menteri: Apa kau punya rencana?
Perdana Menteri dan Yeo Mi Eul menemui Raja Bu Ru.
Perdana Menteri: Jika perkataanku salah, Yang Mulia bisa memenggalku. Xing dan klan yang lain telah setuju untuk berperang. Tapi, apakah mereka ada dibawah kendali Yang Mulia? Mereka ada dibawah kendali Hae Mo Su. Mereka setuju bergabung setelah mendengar nama Hae Mo Su.
Yeo Mi Eul: Pengaruh Hae Mo Su telah melewati BuYeo dan Yang Mulia. Jika ini dilanjutkan, Hae Mo Su akan disebut sebagai pahlawan GoJoSeon.
Perdana Menteri: Setelah Han dikalahkan, Hae Mo Su akan membangun negara baru. Klan-klan akan bersatu dan membangun sebuah negara bersama. Mereka akan menjadi sangat berkuasa. Bagaimana BuYeo bisa mengatasi hal itu? Matahari BuYeo akan lenyap. Jika perkataanku salah, Yang Mulia bisa memenggalku.
Seorang Pasukan Da Mul memberi tahu Hae Mo Su kalau ratusan pengungsi ditangkap dan akan dibawa ke Hyeon To City. Hae Mo Su hendak menyelamatkan mereka, namun Geum Wa ingin persoalan itu diserahkan padanya. Hae Mo Su hanya perlu fokus pada perang dengan Han. Setelah awalnya tidak setuju, Hae Mo Su akhirnya menyetujui hal itu.
Malamnya saat hendak penyelamatan, Hae Mo Su juga berniat pergi. Ia pergi lebih dulu di banding Geum Wa. Perdana menteri memberi informasi yang salah pada Geum Wa sehingga Geum Wa terlambat. Salah satu pasukan BuYeo mengabarkan pada pasukan berkuda Han telah diberi tahu soal penyerangan Hae Mo Su. Mereka hendak menjebak Hae Mo Su.
Pasukan Da Mul dibawah komando Hae Mo Su menyerang pasukan Han dan menyelamatkan pengungsi. Pasukan Han bisa dikalahkan dengan mudah dan mereka kabur. Tiba-tiba, banyak pengungsi keluar dan mendekati Pasukan Da Mul. Para pengungsi itu ternyata adalah pasukan Han yang menyamar. Peperangan terjadi antara pasukan Da Mul dan pasukan Han. Beberapa saat setelah itu, Iron Army datang dan menangkap Hae Mo Su. Pasukan Da Mul mengalami kekalahan, semuanya tewas tanpa tersisa.
Geum Wa datang terlambat. Salah seorang pasukan Da Mul yang sekarat mengatakan bahwa Hae Mo Su ditangkap dan dibawa ke Hyeon To City.
Mendengar itu, Yoo Hwa pergi ke Hyeon To secara diam-diam untuk melihat Hae Mo Su. Hae Mo Su diikat di alun-alun kota. Kedua mata Hae Mo Su sudah dibutakan. "Bukankah kau berjanji akan membalaskan dendamku? Kenapa kau jadi seperti ini? Ini Yoo Hwa."Yoo hwa mendengar salah seorang warga berkata: Matanya telah dibutakan. Ia akan dibawa ke Negara Han untuk dihukum mati.
Yoo Hwa hendak berjalan menuju Hae Mo Su, namun Geum Wa menghalanginya.
Yoo Hwa menangis: Hae Mo Su buta, ia tidak bisa melihatku. Aku sedang mengandung... anak Hae Mo Su. Aku harus memberi tahu padanya bahwa ia akan memiliki anak.
Geum Wa: Kita harus pergi dari tempat ini. Aku akan menyelamatkan Hae Mo Su. Aku akan menyelamatkannya walau harus mengorbankan nyawaku.

Sinopsis Jumong Episode 1


Tahun 108 Sebelum Masehi, sebuah negara besar bernama GoJoSeon berusaha menyerang negara Han melewati Pulau Han Ban dan Gurun Liao Dong. Setelah 1 tahun berperang, negara GoJoSeon mengalami kekalahan. Setelah kekalahan itu, Han menduduki wilayah Nak Rang, Jin Beon, Lim Doon, dan Hyeon To City. Sebagian besar warga GoJoSeon terpaksa mengungsi dan melarikan diri dari Han, sebagian lagi bertahan dengan melakukan gerakan pemberontakan. Pemberontakan itu dipimpin oleh Hae Mo Su.


Drama dimulai dengan adanya pertandingan bela diri oleh pejabat dari Han. Pemenangnya akan dibawa ke ibukota Sheng En. Salah satu pria berhasil memenangkan pertandingan, namun tiba-tiba datang seorang pria lain yang menantang pemenang itu. Pemenang itu bersedia melawan pria misterius yang datang, dan bertarunglah mereka. Ternyata, pemenang dan pria misterius bekerja sama untuk membunuh pejabat Han. Mereka berhasil membunuh salah satu pejabat, namun gagal membunuh pejabat tertinggi, Tai Shou. Diantara penonton bersembunyi pasukan pria misterius, yang kemudian bergerak untuk membebaskan tawanan GoJoSeon yang ditahan oleh Han. Pasukan pembebas itu dinamakan Pasukan Da Mul. Pria misterius itu adalah pemimpin mereka, Dae Mo Su, dan pemenang itu adalah Geum Wa, putra mahkota dari BuYeo.

Saat penyerangan, Geum Wa terluka. Hae Mo Su membawanya ke persembunyian Pasukan Da Mul untuk mengobati lukanya. Geum Wa dan Hae Mo Su adalah sahabat karib. Mereka saling mendukung dan melengkapi, seperti saudara kandung.

Raja BuYeo saat itu adalah Hae Bu Ru, yang merupakan ayah dari Geum Wa. Raja menemui pendoa/peramal BuYeo bernama Ye Mi Eul.
Ye Mi Eul: Saat aku berdoa, aku menemukan sebuah pertanda aneh. Di tengah matahari BuYeo, muncul seekor Burung Berkaki Tiga. Burung itu muncul beberapa saat, namun kemudian menghilang. Burung Berkaki Dua melambangkan Yang Mulia Raja dan Putra Mahkota yang akan mewarisi tahta. Muncul satu kaki lagi, namun masih sulit diketahui maknanya.

Bangsawan dari Han memanggil para pemimpin klan untuk datang ke Hyeon To City untuk menghadiri pertemuan. Geum Wa datang sebagai perwakilan BuYeo. Di sana, ia bertemu dengan seorang gadis cantik, yang bisa menarik perhatiannya. Gadis itu adalah putri kepala klan HaBaek, Lady Yoo Hwa.
Undangan dari pejabat Han ini tidak lain merupakan bentuk ancaman pada klan-klan itu. Han memanggil pasukan berkuda mereka yang dinamakan Iron Army dan juga mengumpulkan para pengungsi GoJoSeon yang berhasil ditangkap disebuah lapangan.Tai Shou berkata pada para pengungsi: Bagi mereka yang bisa menjatuhkan satu pasukan berkuda, akan dibebaskan.

Han memberi pedang pada para pengungsi. Mereka mengambil pedang itu dengan takut-takut dan berniat melawan sebisa mereka. Apa boleh dikata, Iron Army terlalu kuat dan tidak bisa ditebas dengan pedang biasa. Baju perang dan pedang Iron Army sangat luar biasa dan tidak terkalahkan. Para wakil klan memandang para pengungsi itu dengan kasihan, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Geum Wa hendak berdiri, namun perdana menteri BuYeo melarangnya. "Kendalikan dirimu, Yang Mulia!" katanya.
"Hentikan pembunuhan ini!" tiba-tiba Yoo Hwa berteriak. Ia berdiri dan menghadapi Tai Shou. "Bagaimana bisa Yang Mulia memerintahkan kebrutalan semacam ini? Apa dia pantas disebut Putra Langit?"
Taishou: Beraninya kau menghina Yang Mulia! Kurung dia!

Geum Wa memiliki seorang teman lama bernama Yang Jung, yang sekarang bekerja untuk Han. Ia meminta tolong padanya untuk membebaskan Lady Yoo Hwa. Yang Jung setuju.
Yoo Hwa: Terima kasih sudah menolongku.
Geum Wa: Aku merasa menyesal karena tidak berbuat apa-apa melihat kebrutalan itu. Aku akan mengantarmu pulang ke HaBaek.
Yoo Hwa: Tidak perlu. Aku membawa pengawal.

He Mo Su marah mengetahui bahwa Han membunuh para pengungsi. Ia meminta Geum Wa mempercepat pembuatan senjata di BuYeo untuk Pasukan Da Mul. Produksi pedang yang besar-besaraan membuat perdana menteri BuYeo menjadi curiga. Ia mendatangi Raja Bu Ru dan mengatakan kalau Burung Berkaki Tiga menyatakan adanya pahlawan baru di masyarakat BuYeo, yang tidak lain adalah Hae Mo Su. Untuk keselamatan BuYeo, ia menyarankan untuk membunuh Hae Mo Su. Geum Wa mendengar percakapan mereka dan berniat memperingatkan Hae Mo Su. Namun perdana menteri mengikutinya dan membunuh pembawa pesan untuk Hae Mo Su.

Geum Wa mengaku pada Raja Bu Ru bahwa ia bersahabat dekat dengan Hae Mo Su dan membantunya membebaskan para pengungsi.
Raja: Kita tidak siap untuk berperang. Jika kita berperang, nasib kita akan sama dengan GoJoSeon!
Geum Wa: Kita harus mencari sekutu untuk bertarung melawan Han. Hae Mo Su bisa menyatukan mereka.
Raja: Bagaimana kalau ia mengkhianati kita? Kenapa putra mahkota BuYeo harus tunduk padanya?
Geum Wa berlutut: Dia tidak akan mengkhianati kita. Bukan karena statusku sebagai putra mahkota, Melainkan sebagai sahabatnya. Aku percaya pada Hae Mo Su.
Raja: Apa kau berani mengorbankan nyawamu?
Geum Wa: Ya.
Raja: Jika kau harus memilih antara BuYeo atau Hae Mo Su, mana yang akan kau pilih?
Geum Wa: Aku memilih mati.

Hae Mo Su pergi berperang dengan pasukannya untuk menyelamatkan pengungsi. Namun pasukannya mengalami kekalahan karena kedatangan Iron Army. Hae Mo Su terkena lemparan tombak salah satu Iron Army dan jatuh ke sungai.

Iron Army mencari mayat Hae Mo Su. Mereka tidak akan percaya Hae Mo Su mati jika belum melihat mayatnya. Disisi lain, Pasukan Da Mul, yang dipimpin oleh Geum Wa, juga mencari Hae Mo Su.

Yoo Hwa duduk di tepi sungai. Tiba-tiba ia melihat mayat mengambang di sungai. Ia mendekati mayat itu. Ternyata itu bukan mayat, orang itu masih hidup. Ia menolong orang itu dan membawanya ke sebuah gubuk kecil untuk diobati. Orang itu adalah Hae Mo Su.
Hae Mo Su sadar. Yoo Hwa tidak tahu bahwa orang yang ditolongnya adalah Hae Mo Su. Yoo Hwa sangat mengagumi dan menyukai Hae Mo Su.

Hae Mo Su meminta tolong pada Yoo Hwa untuk memberinya kuda, namun Yoo Hwa meminta Hae Mo Su melakukan sesuatu untuknya sebagai balas budi sebelum ia pergi, yaitu berpura-pura menjadi laki-laki yang dicintai Yoo Hwa. Yoo Hwa dipaksa menikah dengan seseorang oleh ayahnya untuk urusan politik.

Saat berjalan-jalan dengan Hae Mo Su, anak buah ayah Yoo Hwa melihat mereka berdua dan mengira kalau mereka sedang berpacaran. Ia mendengar percakapan mereka tentang luka di lengan pria itu.

Malamnya, Iron Army datang ke wilayah HaBaek dan mencari seorang pria yang terluka lengannya. "Jika ada yang menemukannya, kami akan memberi hadiah. Jika ada yang menyembunyikannya, kami akan membunuh dan menghancurkan klan ini."
Anak buah ayah Yoo Hwa melaporkan tentang pria yang bersama dengan Yoo Hwa kepada kepala HaBaek. Mereka memutuskan untuk melaporkan hal ini pada Iron Army.
Yoo Hwa yang mendengar pengumumam Iron Army langsung berlari ke gubuk dan menemui Hae Mo Su.
Yoo Hwa: Apa kau Hae Mo Su?
Hae Mo Su: Bukan. Kau salah, Nona. Apa yang terjadi?
Yoo Hwa: Iron Army datang ke klan kami. Kalau kami menyembunyikan Hae Mo Su, mereka akan menghancurkan klan kami. Siapa namamu?
Hae Mo Su: Namaku Lee Gan Sang.
Yoo Hwa: Maaf sudah mengganggumu. Beristirahatlah.

Hae Mo Su memutuskan untuk pergi. Sebelum pergi, ia mendengar percakapan Yoo Hwa dengan pelayannya.
Pelayan: Apa yang kau pikirkan, Nona?
Yoo Hwa: Aku sangat berharap bahwa pria yang kuselamatkan itu adalah Hae Mo Su.
Pelayan: Kau bicara apa, Nona? Jika kita menyembunyikan Hae Mo Su, klan kita akan dihancurkan.
Yoo Hwa: Aku tahu klan kita akan dihancurkan. Tapi hatiku berdebar dan berharap bahwa aku menyelamatkan Hae Mo Su.
Yoo Hwa: Apa kau jatuh cinta padanya?Iron Army sampai di gubuk tempat Yoo Hwa merawat Hae Mo Su. Iron Army tidak menemukannya karena Hae Mo Su sudah pergi.

Jumong


Jumong adalah pendiri Kerajaan Goguryeo atau Dinasti Goguryeo th 37 SM. Jumong adalah anak Jenderal Hae Mo Su dan Putri Yoo Hwa. Ayah Jumong bersahabat dengan Raja Geum Hwa. Hae Mo Su selalu dikejar oleh tentara Dinasti Han China. Suatu insiden membuat ayah Jumong dipenjara dan disiksa oleh Han.
Raja Geum Hwa menolongnya tapi sayang mereka disergap dan ayah Jumong dikira tewas. Kemudian Raja Geum Hwa mengambil ibu Jumong sebagai selirnya. Saat itu ibu Jumong sedang mengandung Jumong. Jadi Jumong lahir sebagai pangeran di Kerajaan Buyeo. Tapi Jumong tumbuh sebagai Pangeran yang lemah dan pengecut, ia ada dibawah bayang2 kedua kakak tirinya, Pangeran Daeso dan Youngpo.

Ibu Jumong memutuskan agar Jumong mulai berlatih beladiri, tapi Jumong mengacaukannya sehingga ia diusir dari istana. Jumong diluar istana bertemu Soh Suh No, ini takdir karena dulu ayah Jumong, Hae Mo Su pernah menolong ayah So Seo No, yaitu Yeon Ta Bal. Jumong juga bertemu ayah kandungnya Hae Mo Su yang mengajarinya ilmu pedang dan panah dengan lebih baik, tapi Jumong tidak sadar siapa pria itu sebenarnya, saat ia tahu semua sudah terlambat karena ayahnya sudah terbunuh oleh saudara tirinya.
Jumong bersumpah akan membalasnya. Jumong kembali ke istana. Raja Geum Hwa mengijinkan Jumong kembali dan mengatur pernikahan Jumong dengan Ye Soya, wanita yang tidak dicintainya.
Kakak tiri Jumong menjadi saingan. Pangeran Dae So lebih berpengaruh, karena ia mengambil alih kekuasaan dari Raja Geum Hwa. Satu hari, Jumong menyelamatkan nyawa Pangeran Dae So dan Dae So mulai mempercayai Jumong. Jumong memanfaatkan ini untuk melawan Dae So dengan bantuan 3 Letnan-nya.
Jumong akhirnya mendirikan Kerajaan Goguryeo dengan bantuan So Seo No dan kelompok Gyeh Ru-nya. Jumong menjadi Raja dan So Seo No menjadi Ratu. Jumong memerintah Goguryeo selama 15 tahun.
Kerajaan Goguryeo akhirnya berdiri selama 705 tahun, dengan 28 Raja dengan nama keluarga Go sebagai Keluarga Raja. Saat ini keturunan Jumong masih menggunakan nama keluarga Go.Sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Shilla-Tang.

Song Il Gook sebagai Ju Mong

Anak Hae Mo Su dan Lady Yoo Hwa, tapi tumbuh sebagai putra Raja Geum hwa. Jumong tinggal sendirian dan mendapat kesempatan bertemu ayahnya, yang juga adalah gurunya, tapi ayahnya terbunuh dan Jumong tidak tahu bahwa gurunya adalah ayahnya. Dia mencintai seorang wanita, tapi justru menikah dengan wanita lain dan akhirnya berpisah juga dengannya.Tapi semua percobaan dan kesedihan itu tidak membuatnya gagal mencapai takdirnya. Warisannya untuk Rakyat Korea adalah kemenangan historis dengan memenangkan kembali Joseon lama dan mendirikan Dinasti Goguryeo.
Han Hye Jin sebagai Soh Suh No

Seorang wanita dan Ratu yang bijaksana dan kuat. Seo No sangat pintar dan mampu melihat ke depan, tapi karena ia seorang wanita, ia tidak bisa mewujudkan mimpinya. So Seo No tidak pernah takut mati tapi karena ia berasal dari negeri yang lemah, ia harus menahan penderitaan yang lebih berat daripada kematian. Meskipun ia tidak bisa selalu bersama pria yang dicintainya, So Seo No tetap berdiri sebagai pemimpin yang paling powerful dan bijaksana.Ratu pertama yang diingat dalam sejarah.

Kim Seung Soo sebagai Pangeran Dae So

Ia tumbuh sebagai anak yang kehilangan kasih sayang ayahnya. Ayahnya Raja Geum Hwa lebih menyayangi Jumong anak tirinya. Sebagai pria dewasa, dia menanggung luka karena tidak bisa bersama wanita yang ia cintai. Dae So membunuh ayah kandung Ju Mong dan juga melakukan apa saja untuk mengambil So Seo No dari Jumong.

Jun Kwang Ryeol sebagai Raja Geum Hwa
Seorang Raja yang penuh kasih sayang. Ia bertempur dalam perang melawan dinasti Han Cina bersama sahabatnya Hae Mo Soo. Mereka bersahabat dengan erat, persahabatan yang lebih kental dari darah. Tapi akhirnya ia menyerah dengan Han setelah ia menghianati sahabatnya Hae Mo Soo.Geum Hwa mengambil isteri Hae Mo Soo sebagai selirnya, seorang wanita yang hidup dengan merindukan Hae Mo Soo selamanya. Geum Hwa juga mengambil anak Hae Mo Soo sebagai anaknya dengan perasaan cinta tapi juga benci, karena ia merasakan kebencian dan rasa bersalah yang besar.

Oh Yeon Soo sebagai Lady Yoo Hwa


Yoo Hwa adalah putri Ha Baek Joek, Yoo Hwa adalah wanita yang sangat memukau dan yang akan membuat siapapun jatuh cinta padnya pada pandangan pertama.Yoo Hwa menolong dan merawat Hae Mo Soo yang terluka dengan penuh pengabdian tapi ia harus menghadapi tragedi saat rakyatnya harus dibunuh oleh Penguasa Han karena menyembunyikan Hae Mo soo. Setelah mendengar bahwa Hae Mo Soo sudah meninggal, Yoo Hwa akhirnya harus menjadi selir Raja Geum hwa. Ia melahirkan Ju Mong putra Hae Mo Soo.

Sinopsis Brilliant Legacy Episode 26

Seung Mi akan menemui Kak Hwan di bar Young Suk. begitu mau naik dia melihat seorang remaja turun. Seung Mi mengenalinya anak itu Eun Woo.

Seung Mi sempat terpana Eun Woo ternyata di Seoul (terakhir Seungmi nyari2 Eun Woo sampai putus asa di Daegu). Namun saat dia akan menemuinya, tiba-tiba Hwan juga muncul menghampiri Eun Woo. Hwan terlihat mengenalinya, Seung Mi bersembunyi. Dia hanya memperhatikan dari jauh Eun Woo yang membeli susu coklat dengan Hwan. Tak lama kemudian mereka kembali naik. Seung Mi terpaku di situ dia bingung.

Hwan menunggu di bar. Dia berkata pada temannya kok bisa-bisanya dia lupa ulang tahun Seung Mi. Hwan merasa bersalah. Lalu HP hwan berbunyi ada sms masuk dari Seung Mi. Dia berkata dia tidak bisa datang karena sedang bersama teman-temannya. Seung Mi berbohong, dia di restoran sendirian memandangi foto Eun Woo di HPnya (Seung Mi juga sayang sama Eun Woo).

Hwan pulang ke rumah. Dia melihat nenek belum beristirahat. Hwan memberanikan diri membicarakan tentang Eun Sung."Jika nenek tahu eunsung tidak bersalah mengapa nenek tidak berbuat apa-apa?""kau sepertinya juga percaya dia, bagaimana kau percaya""Saya hanya melihatnya dan percaya", kata Hwan (mantap gitu dong!)Nenek tidak bisa mencampuri terlalu dalam masalah keluarga mereka.Hwan ingin Eun Sung kembali lagi ke rumah (biar ktemu terus ya), tapi nenek masih menunggu.Nenek bertanya tentang hubungan Hwan dengan Seung Mi. Hwan berkata dia memberi Seung Mi waktu.Hyeri bertanya pada Eun Sung sejak kapan dia menyukai Hwan. Eun Sung sendiri tak tau pasti."Suatu saat ternyata saya sadar, saya bahagia karena dia, tapi juga menangis karena dia.


"Seung Mi pulang bertanya serius kepada Ibunya."Apa yang sebenarnya ibu lakukan pada Eun Woo?""Menurutmu aku bukan manusia apa. Aku menaruhnya di sana karena aku tahu pasangan itu dan aku tau itu tempat teraman", Sung Hee beralasanIbunya heran mengapa SEung Mi tiba-tiba menanyakan Eun Woo."Aku melihat Eun Woo!". Sung hee kaget. Seung Mi menceritakan yang dilihatnya pada ibunya. Ibunya stress dan putus asa."Ibu serahkanlah Eun Woo pada Eun Sung lalu kita pergi dari sini. Aku tak sanggup jika menyerahkan Eun Woo kepada orang lain lagi.", Seung Mi memohon pada ibunya. Sung Mi sayang Eun Woo, dia sebenarnya baik. Seung Mi merasa dia harus menghentikan semua ini termasuk Hwan.

Baek Sung Hee mempunyai ide. Dia menemui Eun Sung mengajaknya bicara di suatu tempat."Aku menemukan Eun Woo", kata SUng HEe. Eun Sung terperanjat dan mendesak ingin bertemu."Kamu akan bertemu dia , jika kamu berjanji pergi dari sini", lanjut Sung Hee. Sung Hee meminta Eun Sung ke Amerika mencari pendidikan piano untuk Eun Woo dan melanjutkan sekolah sesuai keinginan Eun SUng dahulu.

"Aku akan mengembalikan uang asuransi ayahmu, cukup untuk uang sekolahmu", Sung Hee menyerahkan buku tabungannya.Eun Sung mengira ibutirinya hanya membual dan mengancamnya. Sung Hee masih ingin Seung Mi bersama Hwan. Mereka akan bertemu lagi besok siang.

Eun Sung semalaman tidak bisa tidur begitu jg Eun Woo. Dia ingat kata ibu tirinya harus menunggu jika ingin bertemu Noona Eun Sung. (saudara kandung ini suka connect). Eun Sung hampir terlambat kerja. Dia sditunggu Hwan di tangga depan pintu masuk. Hwan mengira dia baru menemui Jun Se. Hwan melihat mata Eun Sung yang bengkak.
"Kamu habis menangis?!", tanya hwan walau cemas dia kalo nanya galak. Eun Sung tak menjawab.
Hwan menariknya ke roof garden mendesaknya menceritakan semuanya. Dia memegang tangan Eun Sung keras-keras.
"Lepaskan tanganmu, tanganku sakit", kata Eun Sung.

"Apa kau memikirkan adikmu? Jika kau ada sesuatu ceritakanlah kepadaku. Aku yang sekarang ada di sisimu", Hwan setengah memaksa. Hwan memang perhatian tapi style nya beda sama Jun Se (suka sama yang mana hayo?)tapi Eun Sung enggan bercerita dia lari turun.

Eun Sung menemui Ibu tirinya lagi. Ibu tirinya sudah menyiapkan tiket untuk lusa, uang dolar, tempat tujuan dan sekolah Eun Woo. Kali ini ibunya mengirimkan ke pHiladelphia. Eun Sung kaget karena dia dulu tidak sekolah di sana (di mana ya dulu?). Pesawat Eun Sung akan transit di Tokyo, Sung Hee akan menyerahkan Eun Woo di tokyo. (terlalu banget sampe segitunya).

Eun Sung termenung, dia harus meninggalkan semua yg ada di sisinya mulai lusa.
Sore hari Eun Sung ke rumah nenek dengan membawa hadiah untuk nenek. Dia memeluk nenek dari belakang. Nenek merasa Eun sung akan berpisah darinya. Nenek berkata bahwa orang itu disatukan oleh hati bukan oleh darah. Eun sung memeluk erat nenek, dia menangis di punggung nenek.


Jung dan ibunya mulai berpikir-pikir bagaimana jika sekiranya Seung mi yang bohong. Karena sebenarnya Eun Sung jg anak baik. Mereka mencurigai Hwan yang berpihak pada Eun Sung. Mereka makin curiga saat Hwan mengantar Eun Sung keluar.
"Kamu ini memang impulsif ya, jika memang mau ke sini knapa tadi ga bareng aja sama aku", kata Hwan senang. (seneng dong Eun Sung dateng)
"Kamu mau tau seberapa impulsifnya aku?"
"coba saja", tantang Hwan
"Kamu besok libur khan, mau jalan denganku?", ajak Eun SungHwan bengong seperti ga percaya. (kayak ketiban durian runtuh kali ya diajak kencan duluan).

Eun Sung juga ke restoran kak Jun Se, dia mencopoti semua berita Eun Woo yang dipajang di sana. Jun Se sempat salah paham, Dia mengira EunSung sampai sebegitunya ingin menyingkirkan dirinya.Eun Sung meyakinkan Jun Se bahwa tidak mungkin dia berbuat begitu.
"Oppa itu orang yang aku akan sering katakan maaf dan terimakasih , bahkan sampai aku mati. Betapa aku ingin melihat Oppa bahagia", kata Eun Sung
"Oppa, baik-baiklah di sini", Eung Sung mengucapkan selamat jalan dalam hati.
Malamnya di rumah Eun Sung mencari-cari passportnya. Ternyata Hyeri menyimpankannya. EunSung berkata pada Hyeri semoga suatu saat mereka bisa pergi liburan ke luar negeri bersama.
Keesokan harinya, di kamarnya Hwan sibuk memilih-milih baju untuk kencan dengan Eun Sung. Dia memutuskan memakai blazer hitam. Di kamarnya Eun Sung juga sibuk mempercantik diri. Dia memblow rambutnya, memakai make up dan memasang kalung hati."Bagaimana penampilanku", tanyanya pada Hyeri"Bener-bener cantik", kata Hyeri tersenyum. Eun Sung memakai gaun warna putih.

Mereka janjian jam 8.30 pagi. Hwan menunggu dengan gelisah karena Eun Sung belum datang. Lalu Eun Sung muncul, tapi dia sembunyi dulu di belakang di balik tiang. Hwan menengok ke belakang dia sekilas melihat Eun Sung.
"Saya sudah melihatmu, ayo keluar", kata Hwan.
Hwan mengomeli Eun Sung yang datang terlambat.
"Tapi kata temanku dulu gadis biasa datang 10 menit terlambat ketika kencan", bela Eun Sung"Dulu, kapan?"



"Waktu kelas 3 SMU..."
Hwan menertawakan Eun Sung.
"Jadi kamu belum pernah kencan lagi sejak kelas 3 SMU"
"Aku khan langsung ke luar negeri setelah 3 SMU", kata Eun Sung kesal.
Karena ini kencan pertama EunSung setelah di Seoul ,dia ingin melakukan apa yang biasa dilakukan orang-orang saat kencan (kencan terakhir sebenarnya maksud Eun Sung) .

Mereka pergi ke bioskop. Hwan baru tahu mereka kencan pagi untuk nonton hemat.
"Ini biasa dilakukan oleh pasangan-pasangan", Eun Sung beralasan.
Hwan kaget Eun Sung emilih film horor. Eun Sung membayarkan tiketnya. Dia juga memesan popcorn ,makanan kecil dan cola, dan menyuruh Hwan membayar.
"Kamu mengirit tiket, tapi sekarang jajanmu lebih mahal dari harga tiket?!", Hwan sempat protes. Tapi dia toh membayarkannya demi Eun sung.

Di dalam bioskop saat Hwan nonton film dengan tegang, Eun Sung malah asyik makan popcorn. Eun Sung mengambil tangan Hwan, dan memberikan popcorn ke telapak tangannya. Mereka tersenyum. Lalu mereka nonton sambil berbagi popcorn. Tangan mereka sempat beradu. Hwan sempet deg-degan dan ragu. Eun Sung cuma tersenyum melihat tingkah Hwan.



Saat adegan menakutkan, Eun Sung spontan memegang erat lengan Hwan dan sembunyi di pundaknya. (Hwan sih pastinya seneng aja ya). Filmnya selesai, tapi EunSung masih menunduk di pundak hwan. Hwan mengetuk kepala Eun Sung dengan lembut."Sudah selesai, kok"Ternyata Eun Sung menangis. (mungkin dia nangis karena mau pisah sama Hwan).
Keluar dari bioskop Eun Sung sudah terlihat ceria. Dia lapar dan berkata belum makan pagi. Mereka makan di rumah makan, memesan banyak makanan. Eun Sung ingin menyuapi Hwan seperti di mobil dulu. Hwan akhirnya mau. Dia pun gantian menyuapi Eun Sung.

Setelah makan kenyang meraka jalan-jalan di tengah keramaian. Mereka melihat-lihat lalu mampir di toko gulali. Hwan menyuapi Eun Sung tapi Eun sung malah mencandainya.
Mereka menonton pertunjukkan sulap di jalanan. Di akhir petunjukkan, pesulap itu menghadiahkan bunga mawar pada Eun Sung. Tetapi Hwan tidak suka, dia mengambil bunganya lalu memberikannya ke gadis kecil di depannya.
Mereka melihat pelukis karikatur. Eun Sung meminta Hwan agar mau dilukis. Hwan duduk di depan. Eun Sung menemani pelukis di sampingnya. Saat melihat Hwan, dia sedih. Dia diam-diam memandangi wajah Hwan sambil mengusap lukisannya. Setelah seharian berjalan-jalan Hwan mengantar Eun Sung berjalan ke rumahnya sambil bergandeng tangan

Hwan meminta Eun Sung pulang karena pasti lelah berjalan-jalan seharian. Hwan heran mengapa EunSung harus melakukan semuanya dalam satu hari.
"Apa kita juga harus berciuman", canda Eun Sung. hwan langsung tegang. Eun Sung bilang hanya bercanda. hwan malu dia lalu membela diri dia juga tidak ingin.
"Ini khan seperti kencan pura-pura...tapi bukan berarti aku tidak suka", kata Hwan cepat.
Hwan ingin kencan berikutnya dia yang mengaturnya. Eun Sung penasaran kencan seperti apa, tetapi Hwan merahasiakannya, dia takut Eun Sung juga ingin melakukannya sekarang.
Eun Sung ingin menyaksikan Hwan pergi
"Aku pergi, baik-baiklah di sini", katanya dalam hati .Selamat Tinggal", Eun Sung tak bisa menahan air matanya lagi. (Hwan hari ini baik dan banyak senyum..,seneng lihat Hwan).
Malam itu juga Eun Sung pergi ke restoran, dia menyerahkan surat pengunduran dirinya ke manager Lee.

Nenek dan Pyo terus menyelidiki kebenaran tentang Sung Hee dan Eun Sung. Dia akhirnya tau Sung Hee pernah bercerai dan ayah kandung Seung Mi masih hidup. Dia mengira ini ulah Sung Hee, Seung Mi hanya terjebak di tengah.

Pagi hari Hwan bangun. Dia langsung teringat kencannya kemarin. Dia tersenyum bahagia sekaligus merasa ada yang aneh "Eun Sung salah makan apa ya kemaren?" (giliran Eun Sung baik aja dibilang salah makan, dasar hehe)Sung Hee membangunkan Seung Mi. Ternyata Seung Mi tidak pergi ke kantor karena telah mengundurkan diri.Seorang laki-laki suruhan Sung Hee mengikuti Eun Woo. Dia memberinya susu coklat dan berkata itu dari Noona ( Eun Sung). Eun Woo dibawa masuk mobil. Tapi dia diinstruksikan tidak membawa Eun Woo ke rumah (Sung Hee ga mau ketahuan Seung Mi yang ada di rumah)
Eun Sung membawa kopernya meninggalkan rumah, dia memandang tempat tinggalnya dari kejauhan dengan rasa berat.

Pada saat yang sama Hwan sedang bersih-bersih di restoran. Dia gelisah Eun Sung belum datang dan sebentar-bentar melihat keluar. Dari manager Lee dia diberitahu Eun Sung tadi malam datang menyerahkan surat pengunduran diri. Hwan kaget, dia menelepon Eun Sung tapi tidak aktif.

Dia cabut dari restoran dan bergegas ke rumah Eun Sung. Di sana pun seseorang memberitahunya bahwa Eun Sung tidak ada. Dia terlihat pergi dengan koper besar tadi pagi. Hwan tiba-tiba teringat Eun Sung terakhir melambaikan tangan kepadanya sambil menahan tangis.Hwan berpikir. Akhirnya dia menelepon Jung dan segera minta disambungkan ke Hyeri
Sambil marah dia menanyakan Eun Sung kepada hyeri. Hyeri heran"Jika kamu kerja sama dengan Eun Sung untuk membohongiku, kamu mati!, ancam Hwan. Ingat-Ingat apa ada kata-kata atau tindakannya yang aneh?", desak Hwan serius.Hyeri akhirnya ingat Eun Sung sempat mencari paspornya. Dia bergegas ke airport.


Sung Hee mau menjemput Eun Woo. Di mobil Eun Woo merasa asing dengan orang suruhan SEung Hee. Dia kabur dari mobil. Sung Hee menerima telepon bahwa Eun Woo menghilang.


Pak Go pyung Joong menemui Jun Se di restorannya. Hyeri seperti pernah mengenalnya. Dia bercerita bahwa namanya dulu tercantum dalam daftar orang yang meninggal di suatu kecelakaan gas.
"Apa Bapak dulu pernah kerja di perusahaan konstruksi", tanya Jun Se
Hyeri kaget langsung mengingat bapak itu. Baki yang dipegangnya langsung jatuh.
"Apa putri Bapak namanya Go Eun Sung?", lanjut Jun Se yakin.Mereka langsung melesat ke airport.Eun Sung sudah tiba di airport.
Dia bersiap-siap boarding. Hwan begitu tiba di airport berlari mencari-cari sambil memanggil-manggil Eun Sung. Eun Sung mendengar seseorang memanggilnya. Dia menoleh, ternyata Hwan. (hwan keren banget pake kemeja putih itu). Eun Sung ingin kabur, tapi Hwan bergegas menahannya.



"Aku harus naik pesawat!"
"Mengapa kau harus pergi, katakan dulu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Atau kau ingin melihatku mati?!"Jun Se datang. Hwan dan Eun Sung aneh melihat Jun Se di situ juga.
"Eun Sung jangan syok ya, tolong dengarkan. Ayahmu tidak mati. Ayahmu masih hidup", kata Jun Se hati-hati. Eun Sung hanya terdiam, bingung
Go Pyung Joong menemukan mereka. Dia menghampiri Eun Sung. Eun Sung melihatnya terperangah, paspornya terjatuh."Eun Sung, Ini ayah..."